Harga seporsi mie ayam di kota saya mungkin berbeda dibanding dengan harga mie ayam di kota-kota di Pulau Jawa. Karena bahannya tergolong masih murah. Pun biaya hidup dan menikmati kuliner masih bisa terjangkau.
Namun, dengan harga yang dibandrol sesuai gambar, kenikmatan dan kelezatannya tidak kalah mewah. Mie, kerupuk pangsit dan bakso yang disajikan merupakan hasil buatan warung sendiri yang dilakukan oleh tim masak Kang Dakim.Â
Sependek pengetahuan saya yang menjadi pelanggan beliau sejak 13 tahun lalu, memang beliau yang membuat sendiri mie-nya. Kualitasnya terjaga hingga kini.Â
Sajiannya terpisah dengan kuahnya, sehingga bagi yang suka garingan bisa menikmati sesuai selera. Bagi yang suka nyemek, tinggal membubuhkan kuah ke dalam mie.Â
Warung yang awalnya hanya sepetak di ujung jalan masuk Juanda 1 dan dikelola berdua dengan istri, bertahun-tahun kemudian menempati warung lumayan besar yang bisa menampung kurang lebih 20 orang. Kini dikelola oleh anak Kang Dakim sendiri, yaitu Mas Dudin.
Berhubung tim beliau rerata didatangkan dari keluarga sendiri yang berasal dari Brebes - Tegal - Losari dan sekitarnya, dadine angger ngobrol ya ngapak bae nganggo basa pantura!*)
Aseeeeeeek!
Selamat berkumpul bersama keluarga dan orang-orang tercinta di hati Anda, selamat menikmati kuliner Mie Ayam yang gak bakal bikin kita mati gaya!
Catatan:
*) Jadinya kalau ngobrol ya 'ngapak' aja pakai bahasa pantura (wilayah pantai utara Jawa).