Hampir saja saya melupakan sebuah kudapan yang telah saya persiapkan untuk keluarga saat berbuka puasa sunnah dan berniat menuliskan resep sederhana ini ke akun Kompasiana.
Foto- fotonya sudah siap di galeri tablet, namun karena kesibukan dunia nyata yang terus menggeliat, membuat saya belum menyempatkan diri menggunggahnya di sini.
Beberapa hari belakang rasanya badan sedang kurang sehat, sehingga belum konsentrasi untuk menulis artikel apapun. Akhirnya, pagi hari ini, saya berkesempatan menuliskannya.Â
***
Hampir tiga pekan lalu, saat saya dan suami sedang berolahraga di sekitar perumahan tempat tinggal, bertemu dengan Pak RT yang sedang bersibuk diri di pekarangan rumah.Â
Beliau menyapa kami dan menawarkan untuk membawa pulang hasil kebunnya berupa Labu Mentega. Kami setuju dan berjanji menuju ke rumah beliau usai berolahraga.Â
Saya takjub, baru pertama kalinya melihat dengan mata kepala sendiri, sayur yang berbentuk unik itu. Belum tahu pasti, apakah masuk dalam kategori sayur atau buah.
"Ini namanya, Labu Butter, Bu. Atau Labu Mentega. Ada juga orang menyebutnya Labu Madu, karena rasanya manis." Terang Pak RT kepada kami.
"Bisa diolah jadi masakan apa ya, Pak?" Saya penasaran, karena belum pernah mengolahnya. Lha wong ini pertama kali weruh bentuk-e, jeeee.
"Nggeh, terserah njenengan aja, Bu. Bisa diolah jadi sayur bening barengan bayam, atau kolak ya silakan, malah enak, manis, sedep!" Pak RT kasih acung jempol.Â
"Jangan liat bentuknya yang kayak kendi minumannya Wiro Sableng, Pak. Sing penting rasane enak, manis, lembut, jajal wae!" Beliau terkekeh melihat suami dan saya mengacungkan si Labu sambil terus memandanginya, memutar-mutar bagian tubuhnya yang menarik di tangan kami.
***
Labu madu adalah kultivar labu musim dingin yang dibiakkan dari labu kuning dan buttercup. Labu ini memiliki bentuk dan rasa yang mirip dengan labu kuning tetapi ukurannya hanya setengah dari labu kuning dan secara signifikan lebih manis dari labu tersebut.Â
Varietas ini memiliki kulit cokelat gelap hingga jingga dan daging buah berwarna jingga. Saat matang, warnanya berubah dari hijau menjadi jingga tua dan rasanya menjadi lebih manis.Â
Labu ini memiliki lebih banyak beta-karoten hingga dua sampai tiga kali lipat daripada labu kuning. Meskipun secara teknis termasuk ke dalam buah, labu madu dapat digunakan sebagai sayuran yang dapat dipanggang, ditumis, dihaluskan, ditambahkan ke sup, semur, dan direbus, dan sangat manis untuk makanan penutup. Selngkapnya tentang Labu Madu ini, pembaca bisa mampor sejenak di Wikipedia.
Menurut tetangga yang biasa mengolah labu madu, ia memasaknya untuk sayur bening atau kudapan keluarga dengan cara mengkukus dan menikmati labu hasil kukusan tersebut dengan taburan parutan kelapa yang diberi sedikit garam.Â
Jika untuk makanan bayi, bisa dilumatkan dan langsung disuapkan tanpa tambahan apa-apa karena rasanya manis.
Nah, karena ini bakal menjadi pengalaman pertama saya mengolahnya, sepekan kemudian barulah saya membeli pisang kepok, berniat untuk membuat kudapan Kolak Pisang Labu Mentega untuk berbuka puasa.
Baiklah, lakimares yuk! Langsung kita mainkan resepnya!
***
Bahan utama:
- 1 buah labu mentega, saya hanya ambil bagian lehernya saja.
- 10 buah pisang kepok
- 1 bungkus santan instan ukuran 65ml
- 2 helai daun pandan
- 1,5 liter air
Bahan tambahan:
- 2 potong gula aren ukuran sedang
- 5 sdm palm sugar
Cara membuat:
Kedua, setelah air rebusan mendidih, masukkan potongan labu mentega, diamkan sekitar 5 menit sampai mengapung (2), baru kemudian masukkan potongan pisang dan daun pandan. Biarkan sekitar 5 menit (3).
Ketiga, bubuhkan palam sugar, aduk rata. Masukkan 2 potong gula aren. Biarkan larut dalam air hingga kuah kolak kecoklatan, aduk rata. Diamkan sekitar 10 menit. Terakhir, tuang santan kental, aduk rata. Lakukan test rasa. Jika terasa kurang manis, bisa ditambahkan dengan gula pasir biasa.
Kolak matang, matikan api, siapkan mangkuk saji.
***
Alhamdulillaah, kudapan sederhana untuk berbuka puasa keluarga telah tersaji di mangkuk- mangkuk ukuran sedang. Adzan maghrib berkumandang bersama iringan hujan yang sedari siang mengguyur Kota Tepian Mahakam saat itu.
Kami pun menyantapnya dengan lahap. Dan benar! Labu mentega ini empuk dan manis rasanya. Suami langsung meminta untuk dibuatkan lagi kelak di pekan berikutnya untuk berbuka.
Senang rasanya bisa mengolah labu mentega dengan cara sederhana tapi nikmat di lidah. Manisnya pas, labunya lembut, aroma pisang dan daun pandan yang wangi, menguar di antara kehangatan keluarga.
Akhirnya, satu panci kolak pun ludes seketika, Barakallaah.
Silakan mencoba, Pembaca.
Salam sehat, salam bahagia!
***
Resep kudapan lainnya, bisa mampir baca di:
Resep Agar-agar Pisang Milo, Kudapan Lembut Lumer di Mulut
Chocolate Banana Bomb, Sekali Gigit Ledakan Cokelatnya Bikin Ketagihan!
***
Artikel 22 - 2022
#Tulisanke-322
#ResepSiskaArtati
#KolakPisangLabuMentega
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H