Karena selama ini, saya mah cuek aja. Yang penting uang recehan ada, pas saya butuh, tinggal pake buat bayar atau beli sesuatu. Lah, uang semilyar kalau kurang 500 perak juga belum bisa disebut semilyar dong! Jadi, saya bersyukur, keisengan hari itu untuk memilah dan memilih uang koin, ada manfaatnya.
Nah, giliran uang kertas warna biru dan merah, gak usah diperhatikan juga pada hafal, ya? Beda dengan uang logam. Eh, tapi dulu saya pernah mencicipi, lho, duit seratus rupiah dalam bentuk uang kertas berwarna merah. Zaman itu, dapat duit 100 perak senang luar biasa, bisa buat jajan seminggu lebih. (Apakah kita seangkatan?)
***
Nah, ini nih yang saya prihatin dan gemes banget dibuatnya. Apaan, tuh?
Uang logam yang saya kumpulkan, pilah, pilih dan susun per sepuluh keping, beberapa diantaranya kotor dan lengket gegara selotip.Â
Ya, uang logam ini ada yang terbungkus selotip dalam jumlah tertentu. Karena sudah mengendap lama di celengan, malah membuat uang logam kotor dan lengket.
Kalau keadannya masih wajar, hanya ketempelan pinggiran sisa selotip, lumayan lah masih bisa dikuliti dan dilap pake tissue. Tapi kalau kotornya memenuhi permukaan koin dan juga pinggirannya yang bergerigi, saya gemes, deh!
Dengan modal cutton bud dan minyak kayu putih, saya bersihkan permukaan uang logam yang kotor karena lengketnya sisa selotip yang menempel. Berapa juta debu yang mengendap di sana selama berada di dalam celengan!
Saya kosok perlahan dengan ujung cutton bud. Minyak kayu putih cukup ampuh mengangkat lengketan bekas selotip. Saya pun menyediakan kertas kecil guna menumpuk selotip-selotip yang menjijikkan itu. Sempat bolak-balik cuci tangan agar tetap bersih, meski ada saja menemukan koin yang berbalut selotip.
Yang bikin sedih tuh, bila permukaan koin jadi menghitam, hampir tak terlihat cetakan gambar, tulisan atau angka. Namun tetap saya bersihkan, meski tak sekinclong uang logam lainnya yang terjaga bersih dari belitan selotip. Sayangnya, saya tak sempat lagi memfoto tumpukan sisa-sisa selotip dan cutton bud yang digunakan.
Sebagai bentuk sayang saya pada mereka, saya susun uang logam berdasarkan kesesuaian cetakan gambar per sepuluh koin. Lalu dibungkus menggunakan potongan kecil kertas putih. Sehingga selotip tidak langsung nemepl pada uang logam, hanya membalut sisi kertas saja.