Siang jelang sore saat saya bersiap mengolah menu makan malam, tak menyangka mendapat ucapan selamat dari kawan-kawan di grup perpesanan, bahwa artikel resep saya berjudul Tahu Kuning Isi Sayur mendapatkan label Artikel Utama.
Gak sangka, karena itu beneran resep sederhana untuk kudapan buka puasa, yang bisa dibuat oleh para pemasak pemula, seperti saya.Â
Saya belum selihai para kompasianer yang masakannya joss gandhos enak mantul, bahkan belum praktek dengan bahan dan bumbu mereka yang belum pernah saya gunakan. Saya masih terus belajar mengenal berbagai rempah agar masakan makin maknyus.
Namun, saya percaya diri saja dengan hasil masakan yang benar-benar enak hasilnya setelah mempraktekkan resepnya di dapur sendiri. Jika gagal, pun saya tak putus asa mencobanya lagi sampai dapat rasa yang pas.Â
Terlebih ketika takjub sendiri dengan rasanya yang endulita, sebab untuk pertama kalinya bikin masakan dari resep baru. Waaah, itu senangnya luar biasa. Padahal masakannya simpel saja.
Anyway, makasih banyak sekeranjang bunga harum mewangi sepanjang hari di seluruh belahan bumi buat Admin Kompasiana atas apresiasinya dan kawan-kawan yang selalu menyemangati saya untuk menulis, sehingga dapat label AU. Jujur, seneng. Uhuks!
Lebay? Ben wae lah.
***
Nah, kali ini saya mencoba resep berbahan dasar Oyong atau Gambas. Biasanya sayuran ini menjadi teman pemanis sayur bening, biar gak cuma terlihat bayam atau daun katuk doang di dalam masakan.
So, untuk menu Sop Oyong Bakso, sayuran ini saya jadikan 'artis utama'-nya. Ia akan ditemani dengan sayuran lain sebagai artis pendukung.
Gambas atau oyong (Luffa acutangula, suku labu-labuan atau Cucurbitaceae), adalah komoditas sayuran minor. Penanamannya biasanya dilakukan di pekarangan atau bagian ladang yang tidak digunakan untuk tanaman lain. Gambas dipanen buahnya ketika masih muda dan diolah sebagai sayur. Selengkapnya tentang sayuran ini, bisa pembaca dapatkan di Wikipedia.
Sedangkan untuk manfaat lengkap mengkonsumsi sayuran ini, silakan oembaca bisa mampir di artikel ini.
Saya menyebutnya Oyong, sedangkan ART mengenalnya dengan sebutan Gambas. Bisa jadi di daerah anda berbeda sebutannya ya? Karena sewaktu saya titip belanja melalui pesan singkat ke ART, dia gak paham apa itu Oyong. Bahkan sempat bertanya ke beberapa penjual di pasar yang rerata berasal dari Jawa Timur.
Akhirnya, ada pedagang lain yang nyletuk, Oyong iku Gambas, mbak-e! Paling Ndoromu wong Jawa Tengah, ya tho? Demikian ART bercerita sambil tertawa.
***
Yuk, lakimares! Langsung kita mainkan resepnya!
Bahan utama:
- 2 buah Oyong, kupas kulit, cuci bersih, potong bulat.
- 1 buah wortel, kupas kulit, cuci bersih, potong serong.
- Daun kol secukupnya, potong sesuai selera
- 1 batang daun bawang, iris tipis atau ukuran 1 cm, sesuai selera saja
- 3 batang daun seledri, boleh ikat biasa atau diiris tipis, sesuai selera
- 30 bakso sapi ukuran kecil, masing-masing potong 2 bagian.
Bahan bumbu
- Bawang merah goreng secukupnya
- 3 siung bawang putih, iris tipis
- 2 sendok kecap asin
- 1 sdt Garam + 2 sdt gula + 1 sdt merica bubuk, campur jadi satu, sisihkan di mangkuk kecil
- 2 sendok kaldu jamur bubuk
- 2 sendok makan minyak goreng untuk menumis
Cara membuat:
Pertama, panaskan 1 liter air dalam panci dengan api sedang. Bubuhkan 2 sendok makan kaldu bubuk jamur, aduk rata. Jika anda mempunyai persediaan air kaldu, lebih nikmat gunakan saja. Lanjut, masukkan daun seledri, irisan daun bawang dan bawang goreng, aduk rata.
Kedua, setelah agak panas kuahnya, masukkan irisan wortel dan bakso, aduk rata. Diamkan sejenak.
Ketiga, sembari menunggu kuah mendidih, nyalakan api kompor lainnya. Panaskan minyak dalam wajan dengan api sedang. Tumis bawang putih hingga harum berwarna kuning kecoklatan. Lalu, tuangkan 2 sdm kecap asin. Saat bergemericik, aduk rata, lalu ambil dan tuang 1 sendok sayur kuah sop ke dalam tumisan. Segera matikan api. Â Saat masih berbuih, tuangkan tumisan tersebut ke dalam panci kuah sop. Aduk rata.
Keempat, setelah bakso mulai mengambang, masukkan potongan kol dan oyong, aduk rata. Bubuhkan campuran gula, garam dan merica bubuk. Aduk rata kembali dan lakukan tes rasa.
Aduk sebentar 5 menit, matikan api, siapkan piring atau mangkok saji. Karena sayur oyong tidak perlu terlalu lama dimasak. Cukup layu saja pada kuah panas.
***
Taraaaa!
Alhamdulillaah, Sop Oyong Bakso akhirnya terhidang untuk menu makan malam keluarga kecil kami, berteman dengan tahu kuning goreng, maknyus dan endul banget deh!
Dalam sekejap, sop satu panci ukuran sednag langsung ludes dinikmati kami bertiga, tiada tersisa. MasyaAllah!
Saya terharu, gak nyangka kalau hasilnya pancen enak tenan. Meski tak sama persis dengan resep asli yang saya tonton di youtube dan ada bumbu rempah yang saya skip sehubungan tak punya persediaannya di dapur, namun rasanya nikmat dan sedap di lidah.
Sruput-sruput anget kuahnya. Kenyal baksonya, lembut oyongnya, krenyes wortel dan kolnya, berpadu lezat dalam kunyahan lidah. Sedapnyeeeee..!
Silakan dicoba, ya Pembaca Kompasiana yang hobi makan seperti saya.
Selamat berkumpul bersama keluarga, ingat bahagia dan sehat selalu!
***
#Tulisanke-293
#ArtikelFoodie
#ResepSiskaArtati
#SopOyongBakso
#NulisdiKompasiana
