Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Alami Dismenore, Begini Cara Saya Mengatasinya

11 Desember 2021   09:58 Diperbarui: 11 Desember 2021   20:00 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkonsultasi dengan dokter ( sumber gambar: linksehat.com)

Sejak remaja hingga dewasa dan menikah, saya mengalami dismenore setiap mengalami haid. Pada waktu itu, saya berpikir bahwa ini faktor keturunan saja, karena hanya saya dan satu orang kakak perempuan  di keluarga yang mengalami hal itu. Tidak sama halnya dengan dua kakak perempuan lainnya.

Bedanya, kakak perempuan saya menderita dismenore hebat, sampai gak bisa melakukan aktivitas apapun, selain berbaring di tempat tidur. Saking nyerinya, beliau menangis dan didampingi ibu untuk urusan makan dan mandi. Hal itu berlangsung sampai jelang selesai masa haid.

Sedangkan saya, meskipun mengalami nyeri luar biasa, masih bisa berjalan sesekali, meski tak bisa melakukan kegiatan ringan atau berat yang biasa saya kerjakan. Rasa nyeri ini hanya berlangsung hari pertama sampai hari kedua masa menstruasi.

***

Seperti dilansir oleh halodoc.com, Dismenore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluhan kram yang menyakitkan dan umumnya muncul saat sedang haid atau menstruasi. Dismenore merupakan salah satu masalah terkait haid yang paling umum dikeluhkan.

Apa yang saya alami selama ini bukanlah kram, melainkan nyeri perut yang luar biasa di bagian bawah, hingga menjalar ke punggung bagian bawah, sehingga tidak kuat duduk terlalu lama.

Ilustrasi nyeri haid (sumber gambar: herminahospital.com)
Ilustrasi nyeri haid (sumber gambar: herminahospital.com)

Bersyukur, saya tidak mengalami mual, nyeri kepala dan gejala lainnya. Hanya pada nyeri perut karena mengalami kontraksi berlebih saat keluar darah haid.

Baca juga: Cuti Haid Membantu Saya Produktif Saat Kembali Bekerja

Sering saya mendengar bahwa rasa nyeri akan hilang kelak jika sudah menikah dan melahirkan anak. Namun, hal itu tidak selalu benar. Buktinya, saya tetap mengalami dismenore setiap kali 'datang bulan'.

***

Berkonsultasi dengan dokter ( sumber gambar: linksehat.com)
Berkonsultasi dengan dokter ( sumber gambar: linksehat.com)

Saya pun pernah berkonsultasi soal ini kepada dokter umum saat saya remaja dan dokter kandungan ketika masa kehamilan. Saya ceritakan kondisi setiap mengalami nyeri haid.

Sebagaimana penjelasan dokter, saya mengalami apa yang disebut dengan Dismenorea yang terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat hari pertama haid. Setelah beberapa hari, hormon ini akan berkurang kadarnya hingga dapat membuat nyeri haid ikut mereda. Nyeri haid jenis ini biasanya akan mulai berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan.

Gangguan menstruasi memang berbeda pada tiap wanita. Info selengkapnya bisa pembaca dapatkan di sini.

Dengan penjelasan dari dokter, saya bisa memahami kondisi tubuh, adanya gangguan hormonal atau tidak, penggunaan alat kontrasepsi yang tepat dan penanganannya agar saya tetap nyaman beraktivitas.

Beruntung, saya tidak mengalami perubahan emosi seperti marah-marah atau hal sensitif lainnya. Hanya pada lebih cepat lelah dan harus istirahat sejenak untuk memulihkan stamina akibat nyeri haid.

***

Bagaimana saya mengatasi nyeri haid?

Meski ada saran penggunaan obat untuk mencegah atau mengurangi nyeri haid, saya hampir tak pernah mengkonsumsinya. Karena saya tak ingin bergantung dengan obat kimia, khawatir juga dengan kondisi organ tubuh lainnya jika mengkonsumsi obat.

Pada dasarnya, saya penyuka jamu atau minuman herbal tradisional lainnya. Sejak remaja dan mengakami haid pertama, ibu selalu mengajarkan saya untuk meminum ramuan warisan budaya Indonesia yang kaya akan rempah.

Bisa mengkonsumsi racikan yang sudah jadi dan tinggal seduh dengan air hangat, atau membuat seduhan sendiri untuk menghangatkan tubuh dan melancarkan proses keluarnya darah haid.

Minuman seduhan air hangat seperti teh melati, ramuan wedang jahe, kunyit dan kayu manis, atau kadang beras kencur (saat remaja), rutin saya konsumsi jika badan kurang nyaman dan berasa tanda-tanda haid bakal datang. Hal ini juga saya minum selama hari pertama hingga hari kedua. Nyeri akan mereda di hari ketiga.

Jika rasa nyeri benar-benar membuat linu tulang belakang, saya lebih baik bed rest, alias istirahat total di tempat tidur. Tetap sediakan air hangat dekat kasur. Berbaring senyaman mungkin, memanjakan diri dengan rileksasi sepeserti nonton TV, mendengarkan musik, atau membawa tidur hingga terlelap.

Saya tetap menyegarkan diri dengan mandi, mengganti pembalut sesering mungkin bila darah haid keluar lebih banyak dari biasanya, agar saya tetap nyaman.

Berolahraga untuk menjaga stamina tubuh tetaplah penting. Karena ketika tubuh sedang kurang sehat, kondisi saya tidak terlalu drop. Memang kadang tekanan darah ikut menurun, berasa gliyengan saat nyeri haid, tapi saya tidak mengalami pusing kepala yang berlebih.

Usahakan selalu minum air putih sesuai takaran per hari. Pengganti cairan tubuh yang alami, membuat kita tetap terjaga kebugaran. Juga asupan nutrisi lainnya dengan makan sayuran, buah dan vitamin lainnya.

Saya gak bisa bayangin, andai saya tak menjaga tubuh dengan saran dari orang tua atau dokter, bisa saja terjadi hal-hal yang lebih parah dari itu.

Berkonsultasi dengan ahlinya dan berbagi cerita dengan wanita lainnya, serta mencari info untuk menangani nyeri haid, sangatlah berguna bagi wawasan dan pengetahuan kita. Untuk penerapannya, kita lah yang paling tahu tubuh sendiri.

Bersyukur suami dan anak saya paham dengan keadaan saya ketika mengalami masa menstruasi. Mereka saling menjaga kesehatan saya dan membantu sekedarnya untuk meringankan aktivitas.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam Sehat!

***

#Tulisanke-288

#ArtikelKesehatan

#TopikPilihanMenstruasi

#NulisdiKompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun