Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Chiky, Momo, dan Belang: Kucing Kesayangan yang Selalu Terkenang

11 November 2021   18:57 Diperbarui: 13 November 2021   15:45 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Ilustrasi Gambar: https://m.brilio.net
Ilustrasi Gambar: https://m.brilio.net

Momo pun betah punya temen baru, kami memanggilnya Belang. Berbulu lebat dengan warna belang hitam putih, menjadi teman setia Momo. Mendengkur bersama, krungkelan saling menghangatkan di belakang kulkas.

Hingga suatu masa, saya memasuki usia remaja, kakak perempuan tertua menikah. Beliau yang sangat penyayang dengan Momo dan Belang yang telah beranak-pinak, terpaksa meninggalkan mereka untuk merantau. Kakak menitipkan Momo dan Belang kepada saya dan Ibu.

Suatu ketika, sambil meramu menu makan untuk Momo dan Belang, ibu mengajak ngobrol mereka berdua. "Laaaang, Mbak Nik sudah gak ada lho ya, dah gak ngurusuin kamu lagi. Ibu gak mau repot ngurusin kamu mandiin, nyediakan susu, beli ikan buat kamu. Nek meh lungo, yo kono lungo wae. Dolan sak karepmu yo ra popo."

Ajaib! 

Seolah mengerti bahasa Ibu, beberapa hari kemudian, Momo dan Belang benar-benar gak pulang ke rumah! 

Kami mencarinya sampai ke pasar terdekat dan terjauh dari rumah. Gak nemu! Saya dan ibu sedih bukan kepalang. Jadi merasa bersalah, karena obrolan begitu, eh, Belang dan Momo baper.

Ibu bahkan sempat berkirim surat kepada kakak perempuan saya itu, menyampaikan penyesalan atas obrolan dengan kucing-kucing kesayangan.

Lebih ajaib lagi!

Tiga bulan berselang dari kejadian itu, tiba-tiba Belang dan Momo muncul dari arah lapangan depan rumah, menyusuri jalanan kecil menuju teras, mengeong manja dan bergelut di kaki saya yang berteriak kegirangan menyambutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun