Jika saya panggil, dengan lincah ia menghampiri, mengeong dan bergulat di kaki saya. Mengikuti saya berjalan pulang ke rumah, namun di tengah jalan, ia berbalik ke rumah dinas.
Setelah hampir 6 bulan lamanya kosong, rumah dinas tersebut mendapat penghuni baru. Keluarga tersebut memiliki anak seusia saya dan bersekolah di tempat yang sama.Â
Saya bertanya padanya soal Chiky, teman saya tak tahu menahu soal kucing itu. Ah, rupanya kucing kesayangan kami telah pergi entah kemana.
***
Beberapa bulan menempati rumah baru, secara tak sengaja, saya menemukan seekor kucing tidur mendengkur di belakang kulkas, di ruang cekungan sebelah mesin.Â
Rupanya ia mencari kehangatan di sana. Berbulu lebat berwarna hitam seluruh badannya, kecuali pada bagian keempat kaki dan dahinya yang berwarna putih.Â
Ya, seakan dia menggunakan kaos kaki dan bak artis India yang ada tanda di kening antara kedua matanya. Warna yang unik dan menggemaskan!
Kami memanggilnya Momo dan menjadi pusat perhatian keluarga. Lagi-lagi, ternyata ia kucing milik tetangga yang nylonong leyeh-leyeh, ndempis di belakang kulkas dan tembok, tempatnya bersantai.
Saking seringnya makan, tidur dan bermain di rumah, lagi-lagi tetangga merelakan kami memeliharanya. Anehnya, tetangga yang kemudian memelihara kucing baru, eh, kucingnya juga ikutan bersantai di rumah kami.Â
Entahlah, apa yang membuat mereka betah berdiam di sini. Mungkin karena pelayanan, atau sering di ajak ngobrol juga kali, ya?