Bahkan, mereka kemudian mengusir Rasulullaah SAW bersama sahabatnya itu. Para pemuka masyarakat malah menyuruh rakyatnya untuk memperdaya Rasul, dengan membuntuti beliau saat pergi keluar dari wilayah mereka, sembari mencaci maki, berteriak, mengerumuni beliau, dan melemparinya dengan batu di sepanjang perjalanan.
Perbuatan mereka yang keji ini tentu saja melukai Rasulullaah. Zaid bin Haritzah berusaha melindungi beliau dari lemparan batu dengan tubuhnya., hingga entah berapa banyak luka di kepalanya.Â
Bahkan tumit Rasulullah pun terkena, terompah beliau basah oleh darah yang mengucur. Pelemparan itu terus terjadi hingga mereka berdua tiba di kebun milik Utbah dan Syaibah, anak-anak Rabi'ah, yang berjarak tiga mil dari Tha'if.
***
Rasulullaah beristirahat di bawah pohon anggur yang berada di kebun tersebut. Dengan rasa memelas dan sedih karena tak satupun yang mau beriman kepada beliau dan risalah-Nya, beliau mengucapkan doa yang sangat terkenal ini, menunjukkan duka dan lara yang memenuhi hatinya.
"Ya, Allah, kepada-Mu juga aku mengadukan kelemahan kekuatanku, kekurangan siasatku dan kehinaanku di hadapan manusia. Wahai Yang Paling Pengasih di antara para pengasih, Engkau adalah Rabb orang-orang yang lemah. Engkaulah Rabbku, kepada siapa hendak engkau serahkan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai urusanku? Aku tidak peduli, asalkan Engkau tidak murka kepadaku, sebab sungguh teramat luas afiat yang Engkau limpahkan kepadaku.
Aku berlindung drngan cahaya Wajah-Mu yang menyinari segala kegelapan dan karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menurunkan kemarahan-Mu kepadaku atau murka kepadaku. Englaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha. Tidak daya dan kekuatan selain dengan-Mu."
Doa ini telah mengetuk hati sanubari pemilik kebun. Ia kemudian menyuruh pembantunya yang bernama Addas, beragama Nasrani, untuk memberi beliau anggur dan menyerahkan kepadanya.
Addas beranjak  menemui beliau, mengulurkan buah tersebut, dan Rasulullaah menyambutnya serta mengucap Basmallah sebelum memakannya. Addas terkesan dengan beliau, bahkan Nabi bisa menjawab pertanyaan yang diajukannya tentang Yunus bin Matta, seorang yang saleh yang berasal dari Ninawey (Nineveh), tempat asal pemuda tersebut.Â
"Beliau adalah saudaraku. Beliau adalah seorang nabi, begitu pula aku." Jawab Rasul.
Addas langsung memeluknya, mencium tangan dan kaki beliau.
Kedua anak Rabi'ah terheran dengan perbuatan Addas dan menghardiknya saat ia kembali.