Di setiap bulan Ramadan, saya mencanangkan target ibadah harian yang ditingkatkan dibandingkan dengan bulan-bulan lain.Â
Hal ini telah dilakukan melalui riyadhoh atau semacam 'latihan' Â terlebih dahulu di bulan Rajab dan Sya'ban, agar ketika memasuki Ramadan, maka kita siap lahir dan batin dalam melaksanakan ibadah secara maksimal.
Contohnya dalam bertilawah (mengaji) Quran.Â
Pada hari-hari biasa, alhamdulillaah, saya terbiasa menyelesaikan 1 atau 2 juz per hari. Tilawah saya lakukan kadang satu kali duduk, atau dalam beberapa kesempatan dalam sehari itu di sela kesibukan mengajar maupun menangani urusan rumah.Â
Sejak mengikuti tilawah bersama melalui Komunitas One Day One Juz (ODOJ), kegiatan rutin tilawah takpernah lepas dari aktivitas harian, bahkan saya prioritaskan untuk kholas (selesai) terlebih dahulu.
Sebelum Ramadan tiba, target dicanangkan. Seperti tahun ini, saya pengen bisa delapam kali khatam (satu kali khatam adalah tilawah 30 juz), mengingat keberhasilan di tahun-tahun sebelumnya, bisa antara empat hingga enam kali khatam.
Semangat ini saya tanamkan, karena virus semangat pula dari sahabat-sahabat ODOJ yang berhasil memfokuskan dan memaksimalkan kegiatan tilawahnya, mengatur waktu sedemikian rupa agar khataman terlaksana dengan lancar.
Namun, demikianlah manusia. Kita merencanakan, Allah jua yang menentukan.Â
Qadarullaah, di tiga hari awal ramadan, saya mengalami nyeri punggung dan pinggang yang luar biasa. Akibatnya, saya tidak mampu bertahan duduk lebih lama seperti biasanya.Â
Alhasil, yang biasanya saya target satu hari bisa kholas enam atau delapan juz, hari-hari berikutnya hanya bisa saya lakukan satu atau dua juz.
Sedih, sudah pasti saya rasakan, karena target khatam yang dicanangkan bakal meleset. Prioritas utama dialihkan menjaga stamina tubuh agar bisa beribadah dengan maksimal, menguatkan kondisi raga agar kuat mendirikan sholat wajib maupun sunnah dengan kondisi nyeri akibat kurang perhatian pada posisi duduk dan durasi yang lama.Â
(Ini karena aktivitas harian saya mengajar dengan duduk bersila dan tahan berjam-jam, eh, pas berdiri, sakit sekali ternyata. Curhat sedikit ya, pembaca).
Selama ramadan, saya akui, kurang berolahraga. Paling jalan seputar urusan dalam rumah, pasti beda dengan olahraga jalan-jalan keliling komplek rumah.Â
Untuk menyemangati kesedihan karena gagal mencapai target, saya canangkan dengan muraja'ah (mengulang-ulang hafalan surah-surah Alquran). Ya, dengan melakukan kegiatan ini, saya terus semangat agar interaksi dengan Alquran tidak berhenti hanya karena saya kurang sehat.
Saya yakin, Alquran adalah syifa, obat bagi kita yang sedang tidak sehat. Alhamdulillaah, perlahan memasuki sepuluh hari kedua bulan Ramadan, kondisi berangsur pulih kembali.Â
Meski saya harus tertatih melatih otot punggung dan pinggang. Saya bertekad, minimal bisa mencapai target seperti tahun lalu. Juga menjaga hafalan Alquran sebagai bekal syafaat di akhiraf kelak dengan kegiatan muraja'ah ini.
Kepada para pembaca Kompasiana dimana pun berada, sehat adalah nikmat yang luar biasa dari Allah yang benar-benar harus kita jaga.Â
Dengan nikmat sehat, kita bisa  lancar, ringan dan mudah. beraktivitas  Bersyukur atas teguran Allah dengan sakit, dengan demikian kita menghargai nilai kesehatan bagi jiwa dan raga.
Salam sehat, Pembaca sekalian!
Gagal adalah hal biasa, tapi (semoga) bukan menjadi pembiasaan. Sukses adalah hal luar biasa, maka maksimalkan usaha kita agar mencapai kesuksesan di setiap ikhtiar!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H