Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Gagal Target Khataman, Gantikan dengan Murajaah

24 April 2021   10:07 Diperbarui: 26 April 2021   11:00 2185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Al Quran. (sumber: unsplash.com/@under_afiq)

Di setiap bulan Ramadan, saya mencanangkan target ibadah harian yang ditingkatkan dibandingkan dengan bulan-bulan lain. 

Hal ini telah dilakukan melalui riyadhoh atau semacam 'latihan'  terlebih dahulu di bulan Rajab dan Sya'ban, agar ketika memasuki Ramadan, maka kita siap lahir dan batin dalam melaksanakan ibadah secara maksimal.

Contohnya dalam bertilawah (mengaji) Quran. 

Pada hari-hari biasa, alhamdulillaah, saya terbiasa menyelesaikan 1 atau 2 juz per hari. Tilawah saya lakukan kadang satu kali duduk, atau dalam beberapa kesempatan dalam sehari itu di sela kesibukan mengajar maupun menangani urusan rumah. 

Sejak mengikuti tilawah bersama melalui Komunitas One Day One Juz (ODOJ), kegiatan rutin tilawah takpernah lepas dari aktivitas harian, bahkan saya prioritaskan untuk kholas (selesai) terlebih dahulu.

Sebelum Ramadan tiba, target dicanangkan. Seperti tahun ini, saya pengen bisa delapam kali khatam (satu kali khatam adalah tilawah 30 juz), mengingat keberhasilan di tahun-tahun sebelumnya, bisa antara empat hingga enam kali khatam.

Semangat ini saya tanamkan, karena virus semangat pula dari sahabat-sahabat ODOJ yang berhasil memfokuskan dan memaksimalkan kegiatan tilawahnya, mengatur waktu sedemikian rupa agar khataman terlaksana dengan lancar.

Namun, demikianlah manusia. Kita merencanakan, Allah jua yang menentukan. 

Qadarullaah, di tiga hari awal ramadan, saya mengalami nyeri punggung dan pinggang yang luar biasa. Akibatnya, saya tidak mampu bertahan duduk lebih lama seperti biasanya. 

Alhasil, yang biasanya saya target satu hari bisa kholas enam atau delapan juz, hari-hari berikutnya hanya bisa saya lakukan satu atau dua juz.

Sedih, sudah pasti saya rasakan, karena target khatam yang dicanangkan bakal meleset. Prioritas utama dialihkan menjaga stamina tubuh agar bisa beribadah dengan maksimal, menguatkan kondisi raga agar kuat mendirikan sholat wajib maupun sunnah dengan kondisi nyeri akibat kurang perhatian pada posisi duduk dan durasi yang lama. 

(Ini karena aktivitas harian saya mengajar dengan duduk bersila dan tahan berjam-jam, eh, pas berdiri, sakit sekali ternyata. Curhat sedikit ya, pembaca).

Selama ramadan, saya akui, kurang berolahraga. Paling jalan seputar urusan dalam rumah, pasti beda dengan olahraga jalan-jalan keliling komplek rumah. 

Untuk menyemangati kesedihan karena gagal mencapai target, saya canangkan dengan muraja'ah (mengulang-ulang hafalan surah-surah Alquran). Ya, dengan melakukan kegiatan ini, saya terus semangat agar interaksi dengan Alquran tidak berhenti hanya karena saya kurang sehat.

Saya yakin, Alquran adalah syifa, obat bagi kita yang sedang tidak sehat. Alhamdulillaah, perlahan memasuki sepuluh hari kedua bulan Ramadan, kondisi berangsur pulih kembali. 

Meski saya harus tertatih melatih otot punggung dan pinggang. Saya bertekad, minimal bisa mencapai target seperti tahun lalu. Juga menjaga hafalan Alquran sebagai bekal syafaat di akhiraf kelak dengan kegiatan muraja'ah ini.

Kepada para pembaca Kompasiana dimana pun berada, sehat adalah nikmat yang luar biasa dari Allah yang benar-benar harus kita jaga. 

Dengan nikmat sehat, kita bisa  lancar, ringan dan mudah. beraktivitas  Bersyukur atas teguran Allah dengan sakit, dengan demikian kita menghargai nilai kesehatan bagi jiwa dan raga.

Salam sehat, Pembaca sekalian!

Gagal adalah hal biasa, tapi (semoga) bukan menjadi pembiasaan. Sukses adalah hal luar biasa, maka maksimalkan usaha kita agar mencapai kesuksesan di setiap ikhtiar!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun