Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Ramadan Masa Kecil, Kenangan Abadi Sepanjang Masa

19 April 2021   11:20 Diperbarui: 19 April 2021   11:25 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Meriam Bumbung: https://inibaru.id

Kami memainkannya di halaman depan rumah teman yang langsung berhadapan dengan jalan perumahan pabrik. Teman saya ini dua lelaki kakak beradik. Kami bertetangga. Sengaja kami bersembunyi diantara pohon-pohon taman atau pot-pot besar supaya tidak telihat. Ibarat main perang-perangan, lampu teras pun kami matikan. Jangan sampai musuh tahu keberadaan kami. Setiap ada orang lewat, persis ketika mendekati depan rumah kami, maka siap-siap kami sulut obor kecil dan mendekatkan ke lubang meriam.

Duuum!! 

Bunyinya lumayan membahana, sudah pasti memekakkan telinga dan mengagetkan orang. Kami terbahak di balik persembunyian ketika orang yang lalu lalang terkaget dan mengeluarkan suara latah atau teriakan dzikir. Tapi itu saya lakukan hanya dalam beberapa hari saja. Sejak kena tegur oleh para tetangga dan pengguna jalan, pun omelan dari orangtua, saya tidak ikutan lagi bermain meriam bumbung bersama mereka.

Senang karena permainannya yang seru. Sedih karena telah membuat orang kaget. Gimana kalau jantungan dan tiba-tiba terjadi sesuatu yang parah dari keusilan kami? Yah, namanya juga anak-anak. Kalau gak diberi tahu tentang bahaya dan resikonya, mana paham soal begitu. Jadi, ya sudahlah, kami pun meminta maaf melalui orangtua kami. Permainan kami alihkan dengan kembang api, baik yang batangan, roket dan mercon sur*) yang lebih aman.

Masa kecil saat ramadan,, masa-masa yang terus membekas dan terus dikisahkan hingga ke anak cucu. 

Setiap ramadan, punya kisahnya masing-masing.

Bagaimana dengan nostalgia Anda?

***

*)Mercon yang bentuknya bulat panjang, berisi bubuk kembang api. Ketika disulut, menyembur seperti air mancur, dan akan menimbulkan bunyi ledakan kecil ketika bubuk habis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun