Pembaca yang budiman,
Banyak orang mengira bahwa bersedekah itu dilakukan dengan mengeluarkan sebagian uang atau harta yang kita miliki untuk diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan, atau kepada fakir dan miskin yang ada di lingkungan kita. Padahal bersedekah tidak harus berupa materi seperti demikian. Banyak cara dan peluang lain dalam hal kita bisa bersedekah, dengan mendapatkan pahala yang sama dari sisi Allah SWT dan mendapat ganjaran sebagai pahala sedekah.
Inilah kabar gembira bagi siapa saja, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki cukup dana saat ingin berbagi kepada sesama. Karena peluang mendapatkan pahala sedekah juga tersedia untuk mereka. Maka, siapa pun mereka, dimanapun berada, berada dalam tingkat sosial apapun, in syaa Allah sedekah bisa dilakukan.
Berikut saya rangkumkan tausiyah dari Ustadz KH.Ahmad Kosasih melalui pembelajaran daring berkenaan dengan peluang sedekah tersebut.
***
Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullaah SAW. bersabda: tiap ruas badan manusia wajid disedekahi setiap hari di mana ada matahari terbit, berlaku adil di antara dua orang, maka itu sedekahnya. Membantu menaikkan orang di atas kendaraannya atau mengangkatkan barangnya, itu sedekah. Dan kalimat yang baik itu juga sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari jalanan (tengah jalan), itu juga sedekah. (Hadist Bukhari-Muslim No.590 Bab Semua Amal Kebaikan Termasuk Sedekah)
Hadist tersebut menjelaskan bahwa setiap persendian manusia itu harus ada sedekahnya. Persendian yang mana? Ya, yang ada di seluruh badan kita. Kapan? Setiap pagi. Seolah-olah kita bersedekah dengan menggerakkan diri sejak bangun tidur, sebagai tanda bersyukur kepada Allah atas nikmat sendi-sendi yang sehat, nikmat hidup yang berkah, Â yang bisa menggerakkan tubuh kita dengan cepat dan lincah.
Ada sahabat yang bertanya, sanggup gak ya, semua persendian bersedekah setiap pagi? Sedangkan jumlah persendian kita kan banyak? Pun Nabi SAW bersabda tentang jumlah persediaan manusia:
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al Marwazi ia berkata; telah menceritakan kepadaku Ali bin Husain ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Buridah ia berkata, "Aku mendengar Abu Buraidah berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada diri manusia itu terdapat tiga ratus enam puluh persendian, maka hendaklah ia memberi sedekah untuk setiap persendiannya tersebut." (Hadits Sunan Abu Dawud No. 4563 - Kitab Adab.)
Jika sedekah seribu rupiah, kalikan dengan jumlah persendian kita, maka setiap pagi kita mengeluarkan sejumlah tiga ratus enam puluh ribu rupiah. Sedangkan uang seribu, kadang tak dianggap bernilai. Jika sedekah seratus ribu, kalikan dengan persendian kita, sanggupkah tiap pagi mengeluarkan sedekah sejumlah tiga juta enam ratus ribu rupiah?
Nah, belum tentu kita mampu melakukannya, kan?Â
Lalu, bagaimana caranya agar kita tetap bersedekah?Â
Itulah tadi salah satu peluang yang disampaikan oleh Nabi SAW yaitu bersedekah dengan persedian kita, bisa melalui salat Dhuha di waktu pagi hari, pergerakan persendian kita di setiap gerakan salat merupakan sedekah.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl Dluba`i telah menceritakan kepada kami Mahdi yaitu Ibnu Maimun telah menceritakan kepada kami Washil mantan budak Abu 'Uyainah dari Yahya bin 'Uqail dari Yahya bin Ya'mar dari Abul Aswad Ad Du`ali dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahyi mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha." (Hadits Shahih Muslim No. 1181 - Bab Kitab Shalatnya musafir dan penjelasan tentang qashar.)
Lalu, apa peluang-peluang sedekah lainnya?
Pertama, Melerai orang yang bertikai. Mendamaikan dua pihak yang sedang berseteru nilainya sama dengan sedekah. Karena perbuatan baiknya dalam mengakurkan orang yang sedang berselisih, meleburkan rasa benci dan dendam, saling memaafkan, maka orang yang mendamaikan tersebut mendapatkan pahala sedekah dari sisi Allah SWT.
Kedua, menolong orang dan mengucapkan  sesuatu yang baik. Contohnya monolong orang yang akan menaiki kendaraan. Hal yang sederhana, karena bisa jadi kaki atau tubuhnya belum bisa menjangkau tingginya kendaraan. Membantu orang menyeberang jalan atau sungai (misalkan dengan perahunya), membawakan barang bawaan atau dagangan.
Demikian pula mengucapkan kata-kata yang baik, dalam arti mengucapkan kalimat atau tulisan yang tidak menyakitkan hati, yang tak menimbulkan kebencian. Suami memuji istri dan begitu sebaliknya. Guru memberi apresiasi kepada murid, jua murid berkata santun dan adab yang baik kepada guru. Saat memberi kepada orang lain, sampaikan dengan ucapan yang menentramkan hati dan tidak mengungkit-ungkit pemberiannya.Â
Peluang sedekah ada pada contoh perbuatan seperti ini.
Ketiga, Melangkah kepada kebaikan. Ya, setiap langkah yang kita lakukan menuju kebaikan seperti  menuju ke masjid untuk menghadiri sholat berjamaah, maka ada nilai sedekah di sana. Nilai dari mengangkat langkah adalah menaikkan derajat, nilai dari meletakkan langkah adalah menggugurkan dosa. Akan lebih bernilai dan bermakna sedekah kita, apabila sempurna dengan berwudhu dan berpakaian rapi untuk layak sholat.
Allah MahaTahu, berapa banyak langkah yang dilakukan hamba-Nya dalam perjalanan menuju kebaikan. Memang sekarang ini jarang kita melihat orang-orang berjalan kaki hadir menuju kajian, misalnya. Lebih banyak yang menggunakan kendaraan bermotor. Oleh karenanya, Malaikat pun tetap mencatat apa yang dilakukan si fulan dalam langkah kebaikannya beserta bekas-bekas langkahnya.Â
Para ulama menafsirkan bekas-bekas langkah ini secara umum adalah perjalanan  hamba-hamba Allah dalam menuju kebaikan, seperti ke mushola, ke masjid, menghadiri majelis ilmu, menolong orang yang sedang tertimpa bencana, dan perbuatan baik lainnya. Semua tercatat, hitungan langkah yang ditempuh, takakan luput dari pandangan Allah.
Setiap kebaikan, ada catatannya. Baik ketika kita mempersiapkan menuju kepada kebaikan maupun orang-orang yang terlibat membantu kita untuk berbuat baik, semua tercatat dalam amal kebajikan. Meski itu untuk urusan dunia, seperti mencari nafkah untuk keluarga dan hal wajib lainnya demi kebaikan, semua tak akan luput dari ganjaran pahala.
Keempat, menghilangkan gangguan di jalan. Seperti menyingkirkan duri di jalanan, membersihkan sampah, membuang paku atau benda tajam yang kita temukan di perjalanan. Hal tersebut merupakan peluang sedekah, karena kita menghilangkan atau menyingkirkan hal-hal yang membahayakan orang lain apabila melintas di jalan tersebut. Termasuk membersihkan air yang tergenang. Sehingga orang yang lewat, tidak terjerembab pada lubang yang ada di jalanan yang tertutup genangan tersebut.
Seseorang bisa terhalang rezekinya karena perbuatan maksiat atau hal-hal yang dilarang oleh Allah. Dia memberi rezeki kepada orang yang mendekat kepada-Nya, masing-masing sesuai takaran perbuatan baik yang dilakukannya. Ada yang berhasil melakukannya, karena selalu mendekat pada kebaikan. Ada yang gagal mendapatkan rezeki, padahal telah disiapkan Allah untuk hamba-Nya, disebabkan karena perbuatan ingkar, tidak taat pada-Nya, dan kemaksiatan lainnya.
Jika kita merasa telah berbuat baik, menghindari maksiat, namun terasa rezeki belum mendekat, seyogianya kita bermuhasabah, merenungi dan mengoreksi diri, bilamana ada dosa yang kita lakukan, mohon ampun kepada Allah, agar rezeki tidaklah menjauh dari kehidupan kita.
Tidak harus menjadi kaya raya untuk bersedekah, karena Allah berikan peluang-peluang untuk mendapatkan pahala sedekah dari perbuatan baik nan bersahaja seperti contoh-contoh diatas.Â
Semoga Allah ringankan, lancarkan dan mudahkan urusan kita dalam melakukan peluang-peluang tersebut di setiap aktivitas kita, in syaa Allah, kita pun meneguk pahala sebanyak-banyaknya, meluruskan niat hanya kepada Allah semata, aamiin.
Salam Jumat Berkah, Pembaca!
Salam sehat senantiasa.
***
Sumber: Rangkuman Kajian Kitab Riyadusshalihin Bab Peluang Sedekah bersama Ustadz KH. Ahmad Kosasih melalui pembelajaran daring PayTren Academy
Referensi Buku Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, penyusun Muhammad Fu'ad Abdul BaqiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H