Itulah tadi salah satu peluang yang disampaikan oleh Nabi SAW yaitu bersedekah dengan persedian kita, bisa melalui salat Dhuha di waktu pagi hari, pergerakan persendian kita di setiap gerakan salat merupakan sedekah.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl Dluba`i telah menceritakan kepada kami Mahdi yaitu Ibnu Maimun telah menceritakan kepada kami Washil mantan budak Abu 'Uyainah dari Yahya bin 'Uqail dari Yahya bin Ya'mar dari Abul Aswad Ad Du`ali dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahyi mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha." (Hadits Shahih Muslim No. 1181 - Bab Kitab Shalatnya musafir dan penjelasan tentang qashar.)
Lalu, apa peluang-peluang sedekah lainnya?
Pertama, Melerai orang yang bertikai. Mendamaikan dua pihak yang sedang berseteru nilainya sama dengan sedekah. Karena perbuatan baiknya dalam mengakurkan orang yang sedang berselisih, meleburkan rasa benci dan dendam, saling memaafkan, maka orang yang mendamaikan tersebut mendapatkan pahala sedekah dari sisi Allah SWT.
Kedua, menolong orang dan mengucapkan  sesuatu yang baik. Contohnya monolong orang yang akan menaiki kendaraan. Hal yang sederhana, karena bisa jadi kaki atau tubuhnya belum bisa menjangkau tingginya kendaraan. Membantu orang menyeberang jalan atau sungai (misalkan dengan perahunya), membawakan barang bawaan atau dagangan.
Demikian pula mengucapkan kata-kata yang baik, dalam arti mengucapkan kalimat atau tulisan yang tidak menyakitkan hati, yang tak menimbulkan kebencian. Suami memuji istri dan begitu sebaliknya. Guru memberi apresiasi kepada murid, jua murid berkata santun dan adab yang baik kepada guru. Saat memberi kepada orang lain, sampaikan dengan ucapan yang menentramkan hati dan tidak mengungkit-ungkit pemberiannya.Â
Peluang sedekah ada pada contoh perbuatan seperti ini.
Ketiga, Melangkah kepada kebaikan. Ya, setiap langkah yang kita lakukan menuju kebaikan seperti  menuju ke masjid untuk menghadiri sholat berjamaah, maka ada nilai sedekah di sana. Nilai dari mengangkat langkah adalah menaikkan derajat, nilai dari meletakkan langkah adalah menggugurkan dosa. Akan lebih bernilai dan bermakna sedekah kita, apabila sempurna dengan berwudhu dan berpakaian rapi untuk layak sholat.
Allah MahaTahu, berapa banyak langkah yang dilakukan hamba-Nya dalam perjalanan menuju kebaikan. Memang sekarang ini jarang kita melihat orang-orang berjalan kaki hadir menuju kajian, misalnya. Lebih banyak yang menggunakan kendaraan bermotor. Oleh karenanya, Malaikat pun tetap mencatat apa yang dilakukan si fulan dalam langkah kebaikannya beserta bekas-bekas langkahnya.Â
Para ulama menafsirkan bekas-bekas langkah ini secara umum adalah perjalanan  hamba-hamba Allah dalam menuju kebaikan, seperti ke mushola, ke masjid, menghadiri majelis ilmu, menolong orang yang sedang tertimpa bencana, dan perbuatan baik lainnya. Semua tercatat, hitungan langkah yang ditempuh, takakan luput dari pandangan Allah.
Setiap kebaikan, ada catatannya. Baik ketika kita mempersiapkan menuju kepada kebaikan maupun orang-orang yang terlibat membantu kita untuk berbuat baik, semua tercatat dalam amal kebajikan. Meski itu untuk urusan dunia, seperti mencari nafkah untuk keluarga dan hal wajib lainnya demi kebaikan, semua tak akan luput dari ganjaran pahala.
Keempat, menghilangkan gangguan di jalan. Seperti menyingkirkan duri di jalanan, membersihkan sampah, membuang paku atau benda tajam yang kita temukan di perjalanan. Hal tersebut merupakan peluang sedekah, karena kita menghilangkan atau menyingkirkan hal-hal yang membahayakan orang lain apabila melintas di jalan tersebut. Termasuk membersihkan air yang tergenang. Sehingga orang yang lewat, tidak terjerembab pada lubang yang ada di jalanan yang tertutup genangan tersebut.
Seseorang bisa terhalang rezekinya karena perbuatan maksiat atau hal-hal yang dilarang oleh Allah. Dia memberi rezeki kepada orang yang mendekat kepada-Nya, masing-masing sesuai takaran perbuatan baik yang dilakukannya. Ada yang berhasil melakukannya, karena selalu mendekat pada kebaikan. Ada yang gagal mendapatkan rezeki, padahal telah disiapkan Allah untuk hamba-Nya, disebabkan karena perbuatan ingkar, tidak taat pada-Nya, dan kemaksiatan lainnya.
Jika kita merasa telah berbuat baik, menghindari maksiat, namun terasa rezeki belum mendekat, seyogianya kita bermuhasabah, merenungi dan mengoreksi diri, bilamana ada dosa yang kita lakukan, mohon ampun kepada Allah, agar rezeki tidaklah menjauh dari kehidupan kita.
Tidak harus menjadi kaya raya untuk bersedekah, karena Allah berikan peluang-peluang untuk mendapatkan pahala sedekah dari perbuatan baik nan bersahaja seperti contoh-contoh diatas.Â
Semoga Allah ringankan, lancarkan dan mudahkan urusan kita dalam melakukan peluang-peluang tersebut di setiap aktivitas kita, in syaa Allah, kita pun meneguk pahala sebanyak-banyaknya, meluruskan niat hanya kepada Allah semata, aamiin.