Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Yuk, Mengenal Seluk-beluk Uang!

4 April 2021   10:05 Diperbarui: 4 April 2021   15:48 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://economy.okezone.com

Semangat pagi, Pembaca Kompasiana!

Hari ini kembali saya berbagi ilmu yang didapatkan melalui pembelajaran daring berkenaan dengan perencaan keuangan. Bersama Bapak Aidil Akbar Madjid - Senior Financial Advisor, Perencana Keuangan AAM & Partners - ada hal yang menarik tentang seluk-beluk uang .

Sebelum kita bicara tentang perencanaan keuangan dan bagaimana mengatur keuangan kita dengan baik dan benar, ada baiknya kita berkenalan terlebih dahulu berkenaan dengan apa yang disebut uang. Hal ini penting sekali, mengingat ada yang belum paham sepenuhnya maksud dan tujuan, serta kenapa orang memiliki uang, bagaimana menggunakannya dan lain sebagainya.

***
Secara definisi, uang terbagi menjadi dua jenis, yaitu uang tradisional dan uang modern.

Uang tradisional, hanya alat tukar yang disetujui oleh banyak orang. Bisa dalam bentuk apapun. Seperti pada zaman dahulu, ada yang menggunakan tulang-belulang, kepingan kulit pohon, batu yang diberi stempel, kain dan lain sebagainya. Yang penting adalah benda tersebut disetujui sebagai alat tukar untuk digunakan sebagai transaksi barang kebutuhan sehari-hari.

Uang modern, digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi sehari-hari, seperti belanja produk dan kebutuhan harian, atau bayar tagihan listrik, air, biaya pendidikan, juga sebagai alat menabung atau investasi.

Kenapa kita butuh uang?

Zaman dahulu, umpama, si Fulan memiliki sekarung kurma, lalu butuh satu kilo daging kambing untuk bahan makanan. Pada saat bertemu di pasar, si penjual daging bilang bahwa dia punya daging, dan si Fulan berkeinginan bertukar barang dengannya. Laiu, bagaimana cara mengukur sekarung kurma setara dengan sekilo daging?

Berikutnya, jenis kurma juga beragam. Ada yang kering, setengah basah, lunak bagai mentega, ada yang kualitas super.
Nah, hal inilah yang menimbulkan kebingungan bagaimana cara mengukur nilai tukar dari barang-barang tersebut. Itulah sebabnya, muncul suatu kebutuhan untuk suatu benda atau barang yang disetujui sebagai alat tukar, sehingga dapat menyeimbangkan antara penjual yang satu dengan penjual lainnya, atau dengan pembeli. Karena belum tentu si penjual daging membutuhkan kurma, yang nantinya akan digunakan sebagai alat tukar berikutnya untuk barang lainnya yang dibutuhkan.

Pada masa kehidupan Rasulullaah SAW, zaman itu mereka menggunakan dinar, berupa alat tukar dari logam mulia (emas) dengan berat sekitar 4,25gram kadarnya 22 karat. Dinar digunakan sebagai alat tukar yang fungsinya adalah penjembatan antara pedagang satu dengan lainnya, atau orang yang memiliki barang dan menukar barang lain sebagai nilai tukar untuk bertransaksi.

Oleh sebab itulah, kita butuh uang untuk melakukan transaksi dan memenuhi hajat hidup dalam kegiatan jual-beli dan biaya lainnya.

***

Ada juga kita mengenal uang fisik dan uang elektronik.

Bicara soal uang fisik, in syaa Allah kita semua pun telah paham bahwa uang yang kita gunakan sehari-hari, bentuknya ada dua macam, yaitu uang logam dan uang kertas. 

Uang logam biasanya kita sebut uang receh, besaran atau nominalnya kecil saja. Sedangkan yang nominalnya agak besar mulai dari seribu rupiah hingga seratus ribu rupiah, negara kita mencetaknya menggunakan uang kertas. Nah, inilah uang fisik yang biasa kita gunakan dalam bertransaksi. Kelebihannya adalah mudah kita bawa kemana-mana, namun kelemahannya adalah mudah rusak dan mengandung bakteri karena berpindah tangan. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati, senantiasa mencuci tangan setiap kali memegang uang fisik.

Lalu, muncul metode baru dengan uang elektronik, yang sebenarnya juga uang fisik milik kita, namun ia masuk ke dalam rekening khusus yang kita miliki di bank, dan hanya bisa diakses melalui kartu debet. Atau juga uang yang masuk ke dalam kartu-kartu khusus.

Nah, uang elektronik sendiri terbagi menjadi dua: pertama, yang menggunakan dompet atau server (sebuah istilah dalam komputer), yaitu uang yang tercatat dalam komputer atau sebuah aplikasi di handphone. Contohnya PayTren, merupakan perangkat lunak berupa aplikasi yang digunakan untuk pembayaran dalam jaringan, seperti tagihan rutin, pembelian pulsa elektronik, dan tiket perjalanan. Paytren disebut sebagai aplikasi e-money (uang elektronik). Selain itu para pengguna atau mitra bisnisnya bisa mendapatkan komisi atau bonus, yang pencairannya bisa dilakukan dengan cara tarik dana (withdrawal) dan dipindahkan ke akun uang eletroniknya. Inilah contoh uang elektronik.

Kemudian untuk uang yang masuk ke dalam kartu khusus, contohnya adalah kartu e-Toll, yaitu kartu elektronik yang digunakan untuk membayar biaya masuk jalan tol di sebagian daerah Indonesia. Pengguna e-toll hanya perlu menempelkan kartu untuk membayar uang tol dalam waktu 4 detik, lebih cepat dibandingkan bila membayar secara tunai yang membutuhkan waktu 7 detik. Kita tidak merasa khawatir kehilangan dana, karena pencatatannya berada dalam sistem komputer dan kartu. 

Tidak khawatir rusak, aman, juga tidak mudah berpindah tangan. Kelebihan dan kenyamaannya adalah mudah digunakan untuk bertransaksi dan tidak berbakteri. Kelemahannya, ia menggantungkan penghitungannya pada sistem komputer, sehingga ketika terjadi gangguan atau error system, maka akan menghambat kinerja atau aktivitas pengguna kartu. Begitu pula jika pencatatannya ada yang hilang, maka perlu data pendukung lainnya (backup data) di pencatatan manual. Semaju apapun teknologinya, tetaplah itu buatan manusia yang terkadang muncul kelemahan pada sistem.

Jadi, baik uang fisik maupun uang elektronik, keduanya bisa kita gunakan dalam aktivitas pembayaran dan transaksi harian sesuai kebutuhan.

***


Selanjutnya mari kita mengenal Fungsi Uang yang terdiri dari 3 macam.

Pertama, sebagai alat tukar, yaitu kebutuhan kita untuk menjual dan membeli barang yang telah diilustrasikan pada penjelasan sebelumnya.

Kedua, sebagai alat satuan hitung, yaitu untuk melakukan transaksi tukar-menukar, yang berarti ada hitungannya. Misal, nilai sepeda dengan motor itu berbeda, sehingga uang memperhitungkan nilai dari dua barang tersebut dan orang bisa menyetujuinya dan menggunakannya sebagai alat hitung.

Ketiga, sebagai alat penyimpan, yaitu menyimpan aset (uang) baik berupa lembaran maupun yang masuk ke rekening atau akun e-money dan memiliki nilai (value) untuk masa sekarang maupun yang akan datang.

Dari ketiga fungsi tersebut, ada juga fungsi turunan uang.


Pertama, sebagai alat pembayaran yang sah. Uang harus diakui dan disetujui oleh masyarakat. Dalam hal ini, di negara kita, dilakukan oleh Bank Indonesia yang menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkam uang di Indonesia.

Kedua, sebagai alat pembayaran hutang, karena dalam kehidupan sehari-hari, kita pun melakukan transaksi hutang-piutang baik perorangan maupun lembaga perbankan. Saat berhutang, kita menerima uang dan saat mengembalikan, kita pun membayar dengan uang.

Ketiga, sebagai penimbun kekayaan. Ada kelebihan dan kekurangannya pada fungsi turunan ini. Jika kita menimbun barang yang mudah busuk seperti sayuran, buah- buahan atau daging, maka hal tersebut tidak bermanfaat untuk kita jika terlalu lama disimpan atau ditimbun. Sehingga barang tersebut harus cepat terjual, agar kita mrndapatkan keuntungan berupa uang, yang suatu saat nanti uang tersebut dapat dipergunakan kembali.

Keempat, sebagai alat pemindahan kekayaan. Contoh pada fungsi ketiga di atas, jika kita melakukan perjalanan dagang, maka transaksi akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan uang daripada barang-barang tersebut.

Kelima, berfungsi sebagai pendorong ekonomi. Dengan adanya uang, terjadilah transaksi jual-beli, terjadi perputaran keuangan dan ekonomi. Orang menyimpan uang, lalu menggunakannya untuk kebutuhan lain sebagai pembayaran atau biaya yang dikeluarkan, sehingga terjadi pergerakan keuangan dan ekonomi.


***

Berikutnya adalah Syarat-Syarat Uang, yaitu:


1. Benda tersebut harus dapat diterima secara umum dan netral. Jangan sampai ada orang yang bertransaksi menggunakan kulit pohon, yang dianggap tidak memiliki nilai. Atau menggunakan kain sutra, sedangkan orang lain tidak menggunakan atau membutuhkannya. Maka, dibuatlah atau dicetak benda yang bisa diterima secara umum sebagai alat tukar.

2. Bernilai tinggi dan di jamin oleh pemerintah. Jadi, paling tidak, bukan sekadar dicetak pada material atau kertas biasa yang takbernilai. Melainkan harus ada otoritas keuangan (dalam hal ini pemerintah) yang memberikan jaminan bahwa uang yang kita miliki benar-benar bernilai duapuluh ribu, sepuluh ribu, lima puluh ribu, seratus ribu, satu juta dan seterusnya. Zaman dahulu, nilai tukar ada menggunakan emas (dinar) dan perak (dirham) karena memiliki nilai yang cukup tinggi.

3. Harus terbuat dari bahan yang tahan lama. Karena uang digunakan untuk bertransaksi, berpindah tangan, sehingga tidak harus berganti material pembuatannya atau dibuang begitu saja hanya karena rusak. Sebab diperlukan biaya yang cukup besar dalam mencetak uang itu sendiri. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk bertransaksi nontunai melalui uang elektronkk, agar mengurangi atau menghemat biaya pembuatan uang kertas atau uang logam baru.

4. Kualitasnya harus sama. Uang yang satu dengan yang lain harus memiliki nilai dan kualitas yang sama. Karena apabila kualitasnya berbeda, orang akan bilang: oh, saya lebih suka pegang uang yang ini daripada yang itu. Padahal nilai uang yang tercetak adalah angka yang sama. Jadi, kualitas dari material pembuatannya harus sama.

5. Dapat didistribusikan tanpa mengurangi nilai. Kalaupun uang tersebut ada sedikit cacat, nilainya harus tetap sama dan tidak boleh turun. Itulah hubungannya dengan materal pembuatan atau pencetakan uang.

6. Cenderung stabil dari waktu ke waktu. Nilainya harus tetap sama, tudak berubah. Jangan sampai terjadi, uang robek sedikit, kusut atau lusuh, membuat nilainya berkurang. Hal tersebut tidak boleh terjadi. Itulah sebabnya, otoritas keuangan musti menjaga ketahanan fisik uang yang beredar di masyarakat, agar uang masih bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang cukup lama, baik pada nilai kecil maupun besar.


Demikian, berbagi pengetahuan berkenaan dengan seluk-beluk uang. Semoga bermanfaat.

***


Sumber: Pembelajaran daring tentang Perencanan Keuangan bersama Aidil Akbar Madjid,  Senior Financial Advisor, Perencana Keuangan AAM & Partners melalui PayTren Academy.


Referensi istilah: id.wikipedia.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun