Berangkat dari masjid yang sederhana nan bersahaja, Rasulullah menempa jiwa-jiwa yang beriman kepada Allah, menjadikan orang-orang yang hebat, yang tercatat dalam sejarah sebagai tokoh-tokoh besar.
***
Inspirasi lainnya kita dapatkan dari hukum kausalitas yang berlaku pada manusia. Hukum sebab akibat yang hanya terjadi pada makhluk Allah. Hukum ini tidak berlaku pada Sang Pecipta. Contoh: apabila kita berada di terik matahari, kita merasakan panas yang menyengat. Jika kita berada di kutub utara, maka akan menggigil akibat cuaca yang dingin, suhu yang amat rendah.
Tetapi, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Sebagaimana Allah terapkan api yang panas menjadi penyejuk bagi Nabi Ibrahim a.s. saat ia dibakar oleh Raja Namrud dalam kuali besar karena dianggap menentang ketuhanannya.Â
Juga sama halnya pula kisah Nabi Musa semasa kecil. Ia dilarung ke Sungai Nil oleh Ibunya agar selamat dari pembunuhan tentara Fir'aun.Â
Seorang anak kecil apalagi masih bayi, sungai itu bisa menenggelamkan atau menghanyutkan mereka, apalagi yang tidak bisa berenang. Allah jagakan Nabi Musa hingga selamat ke tangan Asiyah, istri Firaun yang mengambil dan memeliharanya seperti anak sendiri.
Ini artinya bahwa hukum kausalitas bisa berubah dan berlaku di dunia manusia. Hukum ini tidak berlaku bagi Allah. Jika Allah berkehendak bahwa sungai tersebut menyelamatkan bayi Musa, maka selamatlah ia. Jika Allah berkehendak bahwa api tidak membakar dan menghanguskan Nabi Ibrahim, maka selamatlah beliau. Justru api terasa sejuk bagi Nabi kala melalui pembakaran tersebut. Itulah dahsyatnya hukum Allah SWT.
Menurut ketetapan Allah, laut bisa diseberangi dengan kapal-kapal atau jembatan penyeberangan. Tetapi ketika sarana tersebut tidak didapatkan atau tidak dapat dipenuhi, bahkan harus diseberangi oleh Nabi Musa dan kaumnya dari Mesir menuju ke daratan Syam, maka dengan kuasa-Nya, Allah membelah lautan itu dan menyediakan jalan besar agar bisa dilalui oleh ribuan pengikut nabi hingga mereka selamat d tempat tujuan.
Itulah hukum kausalitas di mata Allah yang diberlakukan bagi manusia. Maka jangan kita meremehkan kebesaran Allah. Jangan mengangap kecil apa yang menurut kita sangat sepele.
Sebagaimana juga kita tidak tahu doa dari siapa, dari arah mana yang menyebabkan kita sukses. Pun kita tidak tahu doa dari siapa dan dari arah mana yang menyebabkan kita celaka. Jangan sekali-kali kita mendzalimi orang lain. Karena doa orang yang tertindas itu akan tembus ke langit, diijabah oleh Allah SWT. Bisa saja orang yang tersakiti tersebut lepas kontrol dan melakukan pembalasan dengan meminta kepada Allah agar Sang Khalik menimpakan musibah atau bencana. Naudzubillah. Maka kita musti berhati-hati dengan doa orang yang demikian.
Kita juga tidak tahu, dengan amalan apa kita bisa selamat di dunia ini. Kita taktahu dengan amalan apa kita bisa masuk ke surganya Allah. Maka setiap amal, baik yang kecil maupun yang besar, haruslah  kita lakukan dengan penuh keikhlasan, khusyuk, semata-mata karena mengharap ridho-Nya. Karena amal yang ikhlas dan murni itu diwujudkan dalam perilaku kita, itulah amal yang in syaa Allah diterima oleh Allah SWT.
Semoga ini menjadi pengingat bagi kita dan juga diri saya pribadi yang masih faqir ilmu, agar senantiasa meneladan dari kisah-kisah inspiratif ini. Berharap kebermanfaatannya agar kita tidak mengecilkan hal yang remeh temeh, karena bisa jadi ia mendatangkan hal besar, berguna dan luar biasa bagi kehidupan kita dengan izin Allah.