Allah Ta'ala berfirman:
"Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukupkanlah kesabaran itu."(QS. Ali-Imran: 200)
"Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya -karena amat banyaknya."(QS. Az-Zumar: 10)
Bagaimana dengan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah?
Cobaan dan ujian yang berupa kesulitan, kekurangan, mendapatkan musibah, mari dihadapi dengan kesabaran, jangan sampai kita melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah, seperti memaki, memghujat keadaan, bersumpah dengan kata-kata yang tidak patut, marah-marah, yang menunjukkan ketidaksabaran dalam menghadapi hal tersebut. Jangan pula kita menunjukkan kekecewaan yang berujung pada dorongan melakukan hal-hal yang kontraproduktif dalam menyikapi ujian dan cobaan.
Contoh: ketika seseorang telah bersiap melangsungkan acara pernikahan, menyebar undangan kepada sanak kerabat, secara takterduga salah satu pihak membatalkan akad nikah yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka kuatkan diri dengan sabar.Â
Bisa jadi memang orang tersebut tidak berjodoh, Allah persiapkan pasangan yang sholeh/sholehah yang kelak benar-benar membangun keluarga yang sakinah-mawaddah- warahmah sesuai tuntunan yang Allah berikan. Jadikan peristiwa tersebut menjadi sesuatu yang tetap membahagiakan, meski secara perasaan, ada muncul kesedihan, sakit hati, namun kuatkan diri dengan kesabaran.
Nah, pada hal sabar menghadapi ujian dan cobaan ini, ada sikap dan tataran yang berbeda dari setiap orang yang menghadapinya:
Pertama, ada orang yang menyikapinya dengan kecewa, melakukan perbuatan yang tidak layak sebagai orang beriman. Misalnya menampar dirinya, menyobek bajunya, menganiaya dirinya sendiri, itu menunjukkan ketidaksabarannya, tidak ridho menerima keputusan yang Allah berikan padanya, sehingga mengutuk, memaki-maki, putus asa dan lain sebagainya.
Kedua, ada orang yang menghadapi peristiwa tersebut dengan hati berat, pahit, tidak nyaman, namun dia menahan ucapan dan perbuatannya dari hal-hal yang memperburuk keadaan.
Ketiga, ada orang yang ridho atas kejadian yang menimpanya. Ia ikhlas menerimanya, karena merasa justru hatinya menjadi lapang, ringan, tidak ada beban apa-apa. Apalagi ketika sikapnya diiringi dengan rasa syukur. Kok bisa dia mendapatkan ujian dan cobaan, tapi malah bersyukur? Ya, karena ia ingin memahami hikmah dari kejadian tersebut.Â
Dalam ikhtiar yang telah dilakukan, telah disertakan doa, istikaharah, dan perbuatan baik, namun Allah masih menguji dengan cobaan dan musibah, disaat itulah maka perlu penguatan diri dalam kesabaran.In syaa Allah, Allah memberikan ganti yang lebih baik dari apa yang sebelumnya didapatkan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!