Pembaca yang budiman,
Apabila kita terbiasa melakukan salat berjemaah di masjid atau mushola, in syaa Allah dzikir berikut ini biasa kita dengar, dan umumnya akan dibaca oleh para makmum usai mendirikan salat dengan panduan bacaan bersama imam. Walaupun tidak dibaca nyaring, pun imam tidak menyembunyikan bacaan dzikirnya, sehingga jemaah paham dengan bacaan dzikir tersebut.
Pada unggahan kali ini, saya berbagi tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Yusuf Mansur melalui aplikasi pembelajaran online, berkenaan dengan doa yang diwasiatkan Rasulullaah SAW kepada Muadz bin Jabal r.a.
Sahabat Muadz, seorang pemuda tampan yang masuk Islam di usianya ke-18 tahun, merupakan satu dari empat orang sahabat Anshar yang mengumpulkan tulisan Al-Qur'an pada masa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersama Ubadah, Ubay, Abu Ayub, dan Abu ad-Darda'. Dalam satu riwayat dikatakan, Rasulullah menyuruh para sahabat untuk belajar Al-Qur'an kepada empat sahabat. Satu di antaranya adalah Muadz ibn Jabal (Lihat Shahh Bukhri, hadits nomor 4615).
Sahabat Muadz adalah orang yang begitu disayang oleh Rasulullaah. Beliau mewasiatkan kepada Muadz, hingga diwariskan kepada kita semua, yang nilainya lebih besar dari apapun di dunia ini.
Dikisahkan dari sebuah hadist, dari Muadz bin Jabal radliyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil tangannya, lalu bersabda,
"Hai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu." Setelah mengatakan demikian, Rasulullah bersabda kembali,Â
"Aku berpesan kepadamu, wahai Muadz: Jangan sampai kamu meninggalkan setiap selesai melaksanakan shalat supaya membaca:Â 'Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatik' Artinya:Â 'Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat (dzikir) kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu'."Â
(Al-Hfidz A Dwud bin al-Asy'ats al-Azdiy as-Sijistniy, Sunan Ab Dwud, Drur Rislah al-Alamiyyah, Beirut, 2009, juz 2, halaman 631) Pada hadits di atas, Muadz kemudian mewasiatkan kepada as-Sunbihiy, as-Sunbihiy lalu meriwayatkannya kepada Abdurrahman. Disebutkan di akhir hadits, "Mu'adz mewasiatkan seperti itu pada Ash Sunabihi. Lalu Ash Shunabihi mewasiatkannya lagi pada Abu 'Abdirrahman." (HR. Abu Daud no. 1522 dan An Nasai no. 1304. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Ustadz Yusuf Mansur menjelaskan bahwa konteks dari hadist ini, Rasulullah mencintai sahabat Muadz karena Allah. Itulah sebab beliau mewasiatkan satu kalimat doa yang begitu berharga kepada orang yang begitu dicintainya. Alhamdulillaah, yang dicintai Rasul adalah sahabat Muadz, yang kemudian mewariskan doa tersebut kepada kita, ummat Rasulullaah.
Doa tersebut di atas mengajarkan kepada kita agar senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah karena Allah. Kita diajarkan untuk selalu meminta kepada Allah atas segala urusan agar bisa melakukan ketiga hal tersebut.Â
Boleh jadi, rumah kita dekat dengan masjid, tetapi untuk istiqomah hadir salat berjemaah dan tepat lima waktu, serta merutinkan dzikir usai salat, belum tentu kita mudah melakukannya. Maka ketika kita menghadap Allah, sepatutnya kita meminta agar Allah memudahkan, meringankan dan melancarkan urusan kita dalam berdzikir, bersyukur dan beribadah kepada-Nya. Rasulullaah mengajarkan kepada kita sebuah doa yang agung.
Dengan menghadap kepada Allah melalui salat, seharusnya kita meminta kepada Allah agar senantiasa tunduk, taat, patuh, tidak bermaksiat.
Bisa jadi, saat kita ingin merutinkan salat tahajud, pengen istiqomah bangun di sepertiga malam untuk melakukan salat sunnah ini, kita sudah minta sama Allah jelang tidur, agar bisa bangun. Eh, sudah terbangun pun, setan ngajak tidur lagi, nih. Nah, Allah sayang sama kita, dengan caranya, ada saja kita mungkin jatuh dari kasur, atau anak rewel minta minum, atau kita kebelet buang air kecil. Hajar, deh, godaan setan dengan sekalian ambil air wudhu dan lakukan salat tahajud seperti yang kita tekadkan untuk dirutinkan.
Melalui doa yang Rasul wasiatkan kepada Muadz bin Jabal r.a, marilah kita berdoa bersama kepada Allah SWT, agar mengumpulkan kita dalam ukhuwah islamiyah yang baik, bertambah ilmu, sehingga kita menjadi manusia yang semakin arif, in syaa Allah.
Doakan, kepada orang-orang yang belum tahu ilmunya, menjadi tahu. Ingatkan kepada yang lupa, agar makin mengingat. In syaa Allah, menjadi berkah. Aamiin.
Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Salam semangat menyambut Ramadan 1442 Hijriah. Semoga kita panjang umur hingga sampai pada bulan penuh hikmah, in syaa Allah, Aamiin.
***
Sumber: rangkuman tausiyah bersama UYM melalui pembelajaran online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H