Demikian juga saat ini, Mon.
Berpisah memang menyakitkan, tapi jangan kau rasa hingga seakan dunia runtuh bersama impianmu. Kau tak sendiri, sayang. Kelak, Allah pertemukan jodoh, menggantikan yang lebih baik lagi sebagai imammu.
Aku hanya bisa mengatakan, seperti yang pernah kau ucapkan, saat kita berpelukan dan saling menasehati dalam kebaikan untuk kita berdiri tegar, agar berdamai dengan masa lalu. Ya, berdamai pada masa yang tak mengenakkan untuk dikenang.
Biarkan Mas Yan pergi dari hidupmu, meski ia tetap ayah dari anak-anakmu. Ia akan senantiasa lekat pada mereka. Tetaplah bersilaturahim dengan baik dengan batas status yang telah kalian miliki saat ini. Tetaplah menjadi orangtua panutan bagi mereka, Mon.
Namun, jangan pula kau menutup diri dari cinta yang hadir dan menyemai benihnya di hatimu. Lagi-lagi, yakinlah bahwa Allah memberikan yang terbaik. Meski episode hidup kita takseindah Cinderela. Hai, bukankah dia bisa happy everafter bersama sang pangeran juga karena ujian yang bertubi-tubi?
Senyumlah, Mona. Jangan urai lagi airmata.
Simpan saja untuk kebahagiaan di akad kedua. Ahay!
Doaku menyertai, bercumbulah selalu pada harapan dan cita-cita.Â
Mon, sampaikan salamku untuk Fajar, Sukma dan Intan, ya.
Maaf, Tante Nash belum bisa ajak jalan-jalan seperti dulu. Kelak ada kesempatan berlibur, segera aku berkunjung, ya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.