Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ayahku Menanamkan Nilai Kebaikan Melalui Cerita Rakyat

10 Januari 2021   12:52 Diperbarui: 10 Januari 2021   13:09 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat masa kanak-kanak ketika Bapak -- demikian saya memanggil ayah-- memberikan hadiah berupa buku cerita anak bergambar. Karangan dari H.C Andersen dengan sampul yang memikat penuh warna. Gadis Penjual Korek Api, Itik Buruk Rupa, Putri dan Kacang Polong, Thumbelina, itulah beberapa judul yang saya ingat. 

Tak ketinggalan seperti Cinderella, Peterpan, Gadis Berambut Emas dan Jack dan Kacang Ajaib. Namun, Bapak tak melupakan cerita rakyat yang beliau kisahkan kepada kami jelang tidur. Cerita yang sarat nasehat, turun temurun diwariskan kepada anak cucu.

Setiap malam ketika kami mulai beranjak ke peraduan, saatnya menunggu dongeng yang bakal disampaikan Bapak. Kadang humor ringan yang beliau alami, kadang cerita buatan sendiri. Kami selalu senang menyimaknya. Nah, inilah cerita rakyat yang membekas dalam ingatan saya, ketika Bapak mengalirkan narasi dengan sarat makna.

Bawang Merah dan Bawang Putih. 
Siapa yang tak kenal cerita tentang kakak yang tidak berkasih sayang dengan adik tirinya.  Memiliki perbedaan sifat dan watak, tak lantas membuat Bawang Putih iri hati dengan perlakuan Ibu tiri kepadanya. Seluruh pekerjaan rumah ia lakukan tanpa mengeluh. Sebaliknya, Bawang Merah diperlakukan istimewa dan sangat dimanja.

Takdir membawa Bawang Putih kepada kebaikan. Saat ia sedang mencari kain ibunya yang hanyut terbawa arus sungai ketika sedang mencuci, bertemulah dengan Nenek di dalam gua. Ia bersedia memberikan kain ibunya asal gadis itu mau membantunya. Hasil ringan tangan Bawang Putih, membuat si Nenek memberikan hadiah untuknya, buah labu besar dan kecil. Bawang Putih memilih yang kecil karena gadis itu bukanlah gadis yang serakah.

Sesampainya di rumah, Bawang Putih menceritakan seluruh kejadian yang ia alami, meminta permakluman Ibunya karena datang terlambat. Ibunya tetap marah, merebut labu, dan pecah. Ternyata terdapat emas berkilauan di dalamnya.

Berdasarkan cerita Bawang Putih, maka Bawang Merah dan Ibunya melakukan hal serupa agar mendapatkan harta yang lebih banyak. Menghanyutkan kain, pura-pura bertanya pada banyak orang, hingga sampai kepada si Wanita Tua tersebut.

Berbeda dengan Bawang Putih, Bawang Merah menolak permintaan si Nenek untuk membantu membersihkan tempat tinggalnya, malah meminta paksa labu yang besar, berharap lebih mendapatkan kekayaan.

Namun, ternyata ular berbisa yang mereka temukan dan siap mematuk kedua wanita serakah itu.


Bawang Merah lan ibune njaluk ngapura amarga kabeh tumindak kasebut nganti saiki. Bawang Putih ngapura kanthi tulus.

Barang sing katon amba, durung mesthi isine apik. Ugo ojo ngremehake barang cilik. Sopo ngerti malah nggowo manfaat.
bocah sing sregep lan pengabdian kanggo wong tuwane, mesthi bakal oleh ganjaran sing apik saka sapa wae. *)

Nasehat dari Bapak yang terngiang pada kami tentang artinya berbakti kepada orangtua dan berlaku baik dalam keluarga.

Kisah yang menarik hati saya berikutnya adalah Joko Kendhil.
Dongeng unik dari Bapak membuat saya tertawa dengan gaya beliau bertutur, membayangkan adegan per adegan yang beliau sampaikan. Betapa tidak?

Tersebutlah seorang Janda miskin di sebuah desa, memiliki anak laki-laki yang gempal dan pendek, mirip kendhil. "Mangkane di celuk Joko Kendhil."**) Cara berjalannya dengan menggelindingkan tubuhnya, karena berbadan bulat layaknya periuk nasi. "Di celuk mrene, glundung. Di celuk mrono, glundung," ***) Bapak bercerita dengan terkekeh.

Tapi si Janda dan anak lelakinya tidak berkecil hati dengan keadaan. Tetap cuek meski dihina. Bahkan Joko Kendhil adalah anak yang jenaka dan disenangi kawan-kawannya.

Singkat cerita saat usianya dewasa dan tetap bertubuh gempal dan pendek, ia mengajukan diri untuk menikah dengan seorang putri raja. Tentu saja permintaannya membuat heran Ibunya. Namun, beliau mendukung dan mengantarkan anak lelakinya menghadap raja. Ternyata, putri bungsu sang Raja menerima lamaran Joko Kendhil dengan tulus. Dua kakaknya tegas menolak karena mereka hanya mau menikah dengan pangeran tampan atau putra dari kalangan bangsawan. Sang Raja yang tak mengerti keputusan putri bungsunya, akhirnya merestui pernikahan mereka.

Ketika diadakan lomba ketangkasan bersenjata di lingkungan istana, semua hadir menyaksikan acara ini. Kecuali Joko Kendhil yang izin karena sakit dan berdiam diri di kamar.

Seluruh ksatria seantero negeri menampilkan atraksi ketrampilan bersenjata. Hingga muncul Pangeran Tampan nan Gagah dengan kudanya yang perkasa. Kedua kakak putri raja berusaha memikat sang Pangeran, dan mencibir si Bungsu karena tak berhak mendapatkan pangeran ganteng.

Si Putri bungsu menangis dan berlari menuju ke peraduannya. Ia tak menemukan suaminya yang katanya sedang sakit. Hanya seonggok kendhil tak berguna yang dijumpainya. Ia marah dan kecewa, lantas memecahkan kendhil tersebut. Seketika itu juga tiba-tiba di hadapannya muncul seorang ksatria yang sangat tampan dan gagah perkasa persis pangeran berkuda yang mempesona di arena lomba.

Putri Raja terkejut. Ternyata pria tampan itu adalah suaminya. Ia bisa berubah karena takdir dari Dewata. Barangsiapa putri yang mencintai dan menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya dengan ikhlas, maka tubuhnya menjelma menjadi layaknya manusia sempurna.


"Nduk, ojo ngenyek rupane uwong, ojo disawang njobone. ndeleng saka tumindak sing apik lan nyenengake wong akeh. Aja kecewa karo kahanan kita, sing bisa uga ora padha karo umume wong.
Dhuwurke cita-citamu, nyuwun marang Gusti Allah  mujudake gegayuhan lan pandongamu."


Bapak mengelus-elus rambutku, mengajak berdoa dan menyegerakan tidur. Berharap agar dongeng yang baru saja ia sampaikan, tertanam kebaikan pada kami anak-anaknya.

Cerita rakyat membuatku kangen Bapak.

***

Tema hari ke-8: Cerita Rakyat

10 Januari 2021

Keterangan:

*) Bawang Merah dan ibunya meminta maaf atas perilaku dan tindakannya selama ini. Bawang putih memaafkan dengan tulus. 

Barang yang terlihat besar, belum tentu isinya bagus. Pula jangan meremehkan barang kecil, siapa kira malah mendatangkan manfaat. 

Anak yang rajin dan berbakti kepada orangtua, niscaya akan menuai kebaikan dari siapa saja.

**) Makanya dipanggil Joko Kendhil

Joko artinya lelaki. Kendhil artinya periuk dari tanah liat.

***) Dipanggil ke sini, menggelundung. Dipanggil ke sana, menggelundung.

****) Nak, jangan menghina rupa penampilan seseorang, hanya melihat luarnya saja. Lihatlah dari perilakunya yang baik dan menyenangkan orang lain. Jangan kecewa dengan keadaan kita yang mungkin belum setara dengan keadaan orang pada umumnya. Tetap tinggikan cita-cita, minta kepada Allah untuk mewujudkan harapan dan doamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun