Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Samarinda Waspada dan Jaga Lingkungan di Musim Hujan 2021

5 Januari 2021   11:08 Diperbarui: 5 Januari 2021   11:21 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: kompas.com

Sejak saya merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur, pada tahun 2000, hingga kini telah terbiasa dengan perubahan cuaca ekstrim. Tidak seperti di Pulau Jawa saat saya menetap di sana, kapan musim kemarau dan musim hujan masih bisa diperkirakan. 

Di sini, bisa terkaget-kaget. Pagi cerah merona, siang terik, tiba-tiba sore hujan turun dengan deras. Sebaliknya, sejak dini hari hujan lebat hingga jelang dhuha, siang panas sepanjang jelang sore. Ya, suka-suka musim menyapa penghuninya.

Jelang tahun 2021, BMKG Stasiun Meteorologi Samarinda, mengingatkan warga Samarinda, mewaspadai curah hujan di atas normal hingga Januari 2021. Sebab, diperkirakan, puncak fenomena La Nina, terjadi Desember 2020-Januari 2021, tidak terkecuali di Kalimantan Timur.

“Untuk Samarinda, awal November 2020 ini, kita masuk musim penghujan. Kita prediksi, puncaknya Desember 2020 hingga Januari 2021,” kata Kepala BMKG Stasiun Meterologi Samarinda, Riza Arian Noor, dikonfirmasi Niaga Asia, Senin (26/10) sore. (Selengkapnya)

Menurut Wikipedia, La Niña merupakan pola cuaca yang rumit dan kompleks yang terjadi tiap beberapa tahun sekali, sebagai akibat dari variasi suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik yang dekat atau berada di garis khatulistiwa.

Fenomena ini terjadi karena hembusan angin yang kuat meniup air hangat permukaan laut dari Amerika Selatan melewati Pasifik menuju wilayah timur Indonesia. Ketika air yang hangat ini bergerak ke arah barat, air dingin dari dasar laut naik ke permukaan laut di wilayah perairan Pasifik yang dekat dengan Amerika Selatan.

Oleh karena itu, fenomena ini dianggap sebagai fase dingin dari pola cuaca El Nino–Osilasi Selatan yang lebih besar, dan merupakan kebalikan dari pola cuaca El Nino.

Tangkapan layar dari laman BMKG hari ini. | dokpri
Tangkapan layar dari laman BMKG hari ini. | dokpri

Lalu apa persiapan yang dilakukan di Kota Samarinda yang sering mengalami banjir di musim penghujan?

Sebagai warga Kota Tepian Mahakam, sepanjang pengamatan saya, kota ini mulai berbenah memperbaiki gorong-gorong di beberapa titik langganan banjir. Begitu juga dengan drainase di jalan-jalan protokol lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun