Bagai hujan yang menumbuhkan bunga,
Melepaskan rindu yang begitu dahaga.
Kutuliskan ini agar kau mendengar isi benakku,
Kuselipkan telepati dari tatap mataku pada hatimu.
Segeralah luruh amarahmu,
Karena kupaham arti genggaman tanganmu.
Lalu, Diam.
Bisu. Sepi.
Hanya suara degup jantung kita terdengar bertalu.
Dan senyum kita berdua, pemberi tanda damai itu sebenarnya selalu ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H