Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Beginilah 6 Cara Keluarga Saya Lindungi Diri dari Virus Mutasi

4 Januari 2021   08:27 Diperbarui: 4 Januari 2021   08:37 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan dan aktivitas yang kita jalani saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19. Merebak berita bahwa sejak pertama kali ditemukan hingga sekarang, studi mendapatkan bahwa virus Corona telah mengalami beberapa kali mutasi. Namun, perlu diketahui bahwa hal ini merupakan sesuatu yang lazim dan sudah sewajarnya terjadi. Lalu, apa itu Virus Mutasi?

Dilansir dari laman Alodokter,  Mutasi virus sendiri adalah perubahan pada materi genetik virus yang dapat memengaruhi struktur atau cara kerja virus. Hal ini bisa terjadi saat virus sedang mereplikasi dirinya di dalam sel tubuh manusia.

Virus Corona atau SARS-CoV-2 merupakan jenis virus RNA (ribonucleic acid), yaitu virus dengan materi genetik berantai tunggal. Karena strukturnya ini, virus RNA diketahui lebih mudah mengalami mutasi.

Meski begitu, frekuensi mutasi virus Corona diketahui cukup stabil, bahkan tidak lebih cepat daripada virus influenza yang terkenal sangat sering bermutasi hingga vaksinnya perlu diganti setiap tahun.

Sejak diberlakukan lockdown di negara kita dari hingar bingar kegiatan pusat kota hingga pelosok desa, semua warga mematuhi protokol kesehatan dengan slogan 3M: menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Ingat-ingat pesan Ibu, demikian kampanye disenandungkan.

Setelah hampir sepuluh bulan berlalu, memasuki tahun baru, tentu saja harapan setiap kita adalah bisa kembali beraktivitas normal. Namun, kita dituntut tetap waspada dengan paparan virus mutasi ini. Kenapa harus waspada?

Masih dilansir dari laman Alodokter, setelah virus bermutasi, sistem kekebalan tubuh akan lebih sulit mengenali virus, sehingga virus dapat tetap bertahan dan menyerang sel inangnya. 

Tak hanya untuk mengelabui sistem imunitas, proses mutasi virus juga dapat membuat virus semakin kuat dan lebih mudah berkembang biak. Mutasi virus pun dapat membuat virus berpotensi menyebabkan penyakit baru, misalnya COVID-19. 

Meski demikian, virus kadang juga bisa dirangsang untuk bermutasi agar lebih lemah. Proses ini umumnya dilakukan di laboratorium, dengan intervensi manusia. Mutasi virus agar menjadi lebih lemah ini biasanya dilakukan dalam proses pengembangan vaksin.

Nah, kita dengar kabar pula, bahwa negara kita pun berusaha semaksimal mungkin menyediakan adanya vaksin ini. Bahkan ada yang mengajukan diri menjadi realawan percobaan vaksin. Namun, apakah hal itu signifikan membantu pencegahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun