Terdengar isakmu yang hebat,
Di ujung telepon. Berbalapan dengan
Ingus yang kau hirup agar tak beleleran.
Duhai, ada apa gerangan?
Batinmu tercabik, luka makin menganga rupanya.
Pilu, menghunjam kalbu.
Tertegun menyimak rangkaian sembilu itu.
Oi, tak kuasa merasakanmu berduka.
Kasih tak sampai,
Tak sampai pada mahligai.
Mahligai yang dipuja dan harap damai,
Namun akhir dari semuanya malah tercerai berai.
Duhai, dikau yang jauh disana.
Nikmati saja sedihmu tanpa harus terluka
Seiring waktu, kan tegak kuat wajahmu hadapi semua.
Yakinlah, songsong fajar dengan riang.
Meski hatimu belum lah baik-baik saja.
Allah Maha Penyayang tak kan biarkan hamba-Nya berputus asa,
Sebab manusia sebenarnya paham panduan tengadah meminta doa sebagai penenang.
Tegar dan bersabar lah
Seiring waktu, kan tegak kuat wajahmu hadapi semua.
***
Just for you who just called me.
Jelang senja di Bukit Pinang, 31122020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H