Senja bersemburat jingga
Wajahku tersenyum ceria
Menyambut hadirmu dengan suka cita
Lama tak jumpa, tentu rindu ini butuh obatnya
Namun tak disangka kau berkata
Dengan terpaksa akan meninggalkan diriku
Dan kau bilang tak tahu kapan lagi bisa berjumpa
Aku hanya bisa termangu tanpa bisa mencerna segala alasanmu
Olala, inikah yang disebut patah hati?
Berpuluh tahun kemudian kau berusaha mencari separuh hatimu
Yang kau temukan -katanya - ada padaku.
Olala, sok yakin sekali!
Wahai dikau!
Separuh hatimu padaku sudah layu
Tergantikan dengan senandung cinta yang lebih merdu
Kepergianmu memang menyakitkan, tapi tidaklah membuatku mengigau, tidak pula membuatku meracau.
Maaf, aku tak bisa menyimpan separuh hatimu itu.
Sudah menguar dalam serangkaian nafas kebangkitanku.
Memang tak mudah melupakanmu.
Dengan senandung cinta yang lebih merdu, kutemukan tempat berlabuh yang makin mengkuatkanku.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H