Mohon tunggu...
SISKA AMBAR
SISKA AMBAR Mohon Tunggu... Penulis - Jangan menyerah karena lelah dan patah

Aksara adalah teman saat lisan tak mampu menyuarakan rasa yang bergelora. Akun Instagram @siskaambar3

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan Itu Adalah Aku

2 Maret 2021   19:10 Diperbarui: 2 Maret 2021   19:41 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku memiliki arti yang sangat luar biasa. Masih sebatas harapan dari banyak orang. Nyatanya aku sebagai si pemilik nama itu belum mampu mengubah harapan itu menjadi kenyataan. Ada rasa bersalah yang menyusup ke dalam hatiku. Apa tujuanku hidup? Dan kubuka mataku untuk meresapi semuanya.

Kupandang ke luar dan kudapati banyak hal. Ada kesederhanaan yang memancarkan kebahagiaan. Ada pula kemewahan yang berusaha menutupi kegelisahan. Ada senyum terukir dalam kebersamaan. Ada pula duka yang tersimpan rapi di balik gemerlap harta. Ada kesepian yang membungkam sebuah semangat. Gambaran hidup jelas terpampang di hadapanku. Menjawab gelisah yang menggetarkan hati. Harus ada pilihan yang ditentukan. Karena setiap pilihan menghasilkan dua sisi yang saling bertolak belakang, aku harus tepat. Tak boleh salah mengambil keputusan.

Aku kembali bercermin. Kini ku dapati sebuah bayangan tersenyum di dalamnya. Ia telah dapatkan penghapus dahaganya.

"Kamu harus jadi seseorang yang bermanfaat," ucapku pada cermin.

Bayangan itu pun tersenyum.

"Kamu harus menggunakan apa yang kamu miliki bukan hanya untuk dirimu. Kamu hidup di antara banyak orang. Hidup bersama alam. Jadi, jangan sampai egomu menghancurkan sekelilingmu. Jangan sampai ambisimu membuat orang lain  terluka," jawab bayangan dalam cermin itu.

Kini aku yang tersenyum.

"Kamu akan menggenggam tangan yang terjatuh. Menyiram harapan yang layu dan mengembangkan kembali senyum yang pudar," balasku pada cermin.

"Kamu akan mengusap air mata kesedihan mereka," sahut bayangan itu.

"Aku sudah tahu tujuanku," ucapku akhirnya.

Kini aku sudah mengetahui ke mana arah yang harus kutuju. Ada banyak tantangan yang menghadang, tetapi aku telah siap dengan itu semua. Keyakinan yang kemarin rapuh kini telah kembali kokoh. Keraguan yang kemarin melekat kini telah sirna. Namaku yang begitu luar biasa akan menjadi nyata sesuai harapnya. Dengan usaha keras dan keyakinan tiada ragu. Tak kalah oleh lelah dan tak terbuai oleh kebahagiaan semu.

Aku menatap bayangan itu yakin. Dan bayangan itu adalah aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun