Mohon tunggu...
Salfilia N
Salfilia N Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

maka menulislah!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fenomena Bahasa Gado-gado Indonesia-Inggris, Bolehkah?

13 Januari 2022   17:07 Diperbarui: 13 Januari 2022   17:09 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : twitter.com/ananksjahranie

Literally kalo kita denger nama Jaksel, surely kita langsung thinking tentang gaya bahasanya yang gado-gado (Indonesia-Inggris). So ya apakah itu menjadi masalah? sebenarnya gak problem whatsoever dengan hal itu, tapi menurut beberapa ahli itu gak worth it karena dianggap tidak nasionalisme.

Ya, sedikit mempraktekkan bahasa anak Jaksel diatas. hehe

Fenomena bahasa gado-gado yang dilakukan oleh anak Jaksel itu sebenarnya tidak hanya populer di Jakarta Selatan, namun sudah merambak diberbagai daerah. Mencampur 2 bahasa, bahasa Indonesia dengan bahasa daerah (Jawa, Sunda, Betawi, dll) atau dengan bahasa asing, didalam ilmu linguistik disebut campur kode.

Sebenarnya kalau kita ketahui bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional dan masuknya perkembangan bahasa Inggris di era globalisasi melalui teknologi. Sehingga, mudahnya bahasa asing merajalela didalam kehidupan.

Lalu, apakah mencampur bahasa Indonesia-Inggris itu diperbolehkan?

Saya rasa kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang memengaruhi orang-orang berbicara setengah Indonesia dan "keinggrisan".

Sebenarnya, fenomena bahasa gado-gado ini sudah tren saat tahun 2018 lalu. Namun, baru-baru ini ada penelitian dari The Qonservation yang mengatakan bahwa "Penggunaan bahasa ala anak Jaksel tingkatkan akademik siswa". Setujukah sobat?

Mari kita balik ke topik, mengetahui alasan mengapa seseorang berbicara setengah Indonesia-Inggris?

Pertama, Ingin belajar Bahasa Inggris
Terkadang bagi mereka seorang pemula yang ingin mempelajari bahasa Inggris suka lupa dengan kosakata yang sudah dihapal. Jadi, terkadang mereka hanya mengatakan subjeknya saja atau kata-kata yang hanya diingatnya. Jadilah, bahasanya seperti gado-gado.

Kedua, Terlihat keren dan valid
Pernahkah anda menemui orang-orang yang sedang berbicara, seperti sedang diwawancara atau debat. Lalu, mereka mencampur bahasa Indonesia dengan Inggris. 

Apakah terlihat keren? saya sendiri pernah melihat kejadian seperti itu dan bahkan perkataan yang dikeluarkan orang tersebut menunjukkan sebuah kevalidan dikuping pendengarnya. 

Misalnya "Percaya deh sama gue" walaupun dia sudah mengatakan untuk percaya dengan lawan bicaranya, namun kita masih saja ragu dengan perkataannya tetapi kalau kita mendengar "Trust Me" rasanya seperti ada gelora-gelora yang membuat kita percaya.

Ketiga, Faktor pekerjaan dan lingkungannya
Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa universal, jadi penggunaan bahasa Inggris didalam perusahaan juga terjadi misal di bidang Publik/Periklanan.

Faktor tersebut bisa jadi menjadi "latah" bagi mereka yang terbiasa berbahasa Inggris didalam pekerjaannya sehingga terbawa keluar lingkungan perusahaan.

Dari ketiga alasan tersebut fenomena bahasa gado-gado ala "anak Jaksel" bisa terjadi juga karena faktor lingkungan yang berada di Jakata Selatan dimana kalangan mudanya bekerja di Periklanan dan memang populasi terbanyak menggunakan bahasa ini di Jaksel.

Jadi, apakah boleh mencampur bahasa Indonesia dengan Inggris ketika melakukan percakapan? jawabannya ya disesuaikan. Sebagai penegasan, bahasa ala anak Jaksel ini sedikit mengganggu. 

Jadi, alangkah lebih baik menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai renungan menghormati identitas negara yaitu bahasa Indonesia. 

Tapi kalau berfikir positifnya kalau sama-sama nyambung dengan penggunaan bahasa seperti ini tidak masalah karena berkomunikasi kan tujuannya agar nyambung satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun