Apakah terlihat keren? saya sendiri pernah melihat kejadian seperti itu dan bahkan perkataan yang dikeluarkan orang tersebut menunjukkan sebuah kevalidan dikuping pendengarnya.Â
Misalnya "Percaya deh sama gue" walaupun dia sudah mengatakan untuk percaya dengan lawan bicaranya, namun kita masih saja ragu dengan perkataannya tetapi kalau kita mendengar "Trust Me" rasanya seperti ada gelora-gelora yang membuat kita percaya.
Ketiga, Faktor pekerjaan dan lingkungannya
Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa universal, jadi penggunaan bahasa Inggris didalam perusahaan juga terjadi misal di bidang Publik/Periklanan.
Faktor tersebut bisa jadi menjadi "latah" bagi mereka yang terbiasa berbahasa Inggris didalam pekerjaannya sehingga terbawa keluar lingkungan perusahaan.
Dari ketiga alasan tersebut fenomena bahasa gado-gado ala "anak Jaksel" bisa terjadi juga karena faktor lingkungan yang berada di Jakata Selatan dimana kalangan mudanya bekerja di Periklanan dan memang populasi terbanyak menggunakan bahasa ini di Jaksel.
Jadi, apakah boleh mencampur bahasa Indonesia dengan Inggris ketika melakukan percakapan? jawabannya ya disesuaikan. Sebagai penegasan, bahasa ala anak Jaksel ini sedikit mengganggu.Â
Jadi, alangkah lebih baik menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai renungan menghormati identitas negara yaitu bahasa Indonesia.Â
Tapi kalau berfikir positifnya kalau sama-sama nyambung dengan penggunaan bahasa seperti ini tidak masalah karena berkomunikasi kan tujuannya agar nyambung satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H