Dunia sedang berduka, saat ini kita sedang mengalami fenomena yang sangat berhaya dan menyebabkan kepanikan yang luar biasa bagi manusia yaitu keberadaan pandemi "Virus Corona". Akibat yang ditimbulkan sangatlah besar, bukan hanya dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga meluluhlantahkan seluruh sektor kehidupan, seperti ekonomi, industri, sosial dan pendidikan.
 Pemerintah Indonesia sendiri telah mengambil sejumlah kebijakan untuk memutus rantai penularan Covid-19. Kebijakan utamanya adalah memprioritaskan kesehatan dan keselamatan rakyat yaitu dengan bekerja, beribadah dan belajar di rumah, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar), bahkan baru baru ini pemerintah sedang gencar menggalakan aturan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).Â
Peraturan ini memberikan dampak dalam pendidikan yakni dengan dilakukannya metode PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau pembelajaran daring. Hal ini tentu membawa masalah cukup rumit sebab telah diketahui besama bahwa bidang ekonomi dan teknologi untuk penyelenggaraan pembelajaran daring secara penuh di Indonesia masih belum merata, terlebih bagi siswa yang berada di wilayah 3T.
Penerapan PJJ ini banyak dikeluhkan orang tua, siswa dan guru. Alasannya, di wilayah-wilayah terdalam, masih belum tersedianya fasilitas yang memadai, seperti sinyal yang tidak stabil, orang tua yang gaptek, tidak memiliki gawai, atau bahkan tidak memiliki kuota internet.Â
Karena realitas yang terjadi, banyak sekolah yang berusaha untuk memecahkan keluhan tersebut dengan melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, namun dengan jumlah siswa dan waktu yang dibatasi. Misalnya, siswa yang belajar dalam satu hari jumlahnya 5 orang dalam waktu 2 jam. Dalam seminggu, siswa hanya mendapatkan pembelajaran selama 3 hari.
Kondisi tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar khususnya bagi siswa dan menyebabkan penurunan pencapaian belajar atau materi yang didapat para siswa. Akibatnya, kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran serta kemampan dasar lainnya sangat berkurang.
Guna membantu menyelesaikan persoalan di bidang pendidikan ini Siska Nola Arsita, salah satu mahasiswa peserta program KKN Tematik UPI 2021, melakukan pengabdian dengan membantu pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas yang dilakukan di SD Muslimat NU, Kp.Â
Datar Muncang, Rt. 01, Rw. 07, Desa Linggamanik, Kec. Cikelet, Kab. Garut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, UPI Kampus Cibiru di bidang pendidikan.
Program kegiatan KKN yang dijalankan, salah satunya, Â berupa pendampingan siswa belajar membaca dan belajar bahasa Inggris. Hal ini dilakukan karena masih ada siswa yang masih belum lancar atau bahkan belum bisa membaca dan sebagai upaya peningkatan cinta literasi.
 Kurangnya pengetahuan bahasa Inggris juga menjadi alasan untuk membuat program belajar bahasa Inggris. Luaran yang diharapkan ialah nantinya siswa mampu menguasai keterampilan dasar membaca dengan baik, menyukai literasi, dan memiliki pengetahuan bahasa asing yang baik sesuai usianya sehingga mereka tidak tertinggal meski dilakukan PJJ ini.
Kegiatan belajar membaca dan belajar bahasa inggris dilakukan setiap hari senin sampai jum'at, dengan durasi waktu 2 jam. Untuk metodenya sendiri dilakukan dengan belajar sambil bermain, misalnya bermain kartu huruf, bermain game "Belajar Membaca", menonton video, dan membuat gerakan huruf.Â
Siswa yang mengikuti program ini adalah anak-anak yang berada di wilayah terdekat (satu kampung) kelas II sampai kelas VI yang belum lancar membaca sebanyak 10 orang. Namun, dalam pelaksanaanya anak-anak dibagi menjadi 2 periode, yaitu 5 orang untuk kelas membaca pada pukul 08.00 dan 5 orang untuk kelas bahasa Inggris pada pukul 09.00. Kegiatan berlangsung dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang berlaku, seperti mencuci tangan, memakai handsanitizer, memakai masker, dan menjaga jarak.Â
Pada kegiatan akhir, siswa diberikan buku cerita dan setiap siswa ditugaskan untuk membaca buku di rumah masing-masing bersama orang tua.
Kegiatan pembimbingan bagi orang tua dalam upaya menyukseskan program PJJ juga diupayakan. Pembuatan poster bertemakan "cara membimbing anak belajar di rumah" juga dilakukan Siska Nola Arsita yang kemudian dibagikan melalui grup WhatsApp orang tua.
Seluruh kegiatan yang dilakukan sudah mendapatkan dukungan dan izin dari pihak terkait, yaitu Kepala Desa, Ketua RT, Ketua RW, kepala sekolah, guru dan masyarakat setempat.Â
Mereka juga membantu dalam penyediaan peralatan, mulai dari buku-buku cerita yang di pinjam dari perpustakaan desa, peralatan mengajar, dan peralatan protokol kesehatan (masker, sabun cuci tangan, dan handsanitizer) dari kepala sekolah dan tempat yang disediakan oleh masyarakat.
Harapan mereka, program kegiatan KKN Tematik UPI 2021 dapat terus dilakukan oleh mahasiswa karena sejatinya dalam situasi ini peran nyata pemuda-pemudi memang sangat membutuhkan, terutama dalam membantu pelaksanaan pendidikan.Â
Semoga dunia dapat segera sembuh agar senyum siswa-siswi SD Muslimat NU, Kp. Datar Muncang, Rt. 01, Rw. 07, Desa Linggamanik, Kec. Cikelet, Kab. Garut  dapat berkembang lagi. Selain itu, besar harapan bagi siswa-siswi penerus bangsa ini agar dapat bersekolah dengan lebih efektif.
Penulis:
Siska Nola Arsita
Mahasiswa KKN 2021, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H