Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekuatan imajinasi

30 Mei 2022   22:09 Diperbarui: 30 Mei 2022   22:16 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dampak dari kecil suka membaca, sejak Sekolah Dasar (SD) sudah membaca majalah anak-anak yang populer saat itu Bobo dan terkadang suka membaca buku intisari milik orangtua yang juga jadi langganan bagi keluarga kami. 

Saat Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), saya dan adik-adik serta beberapa teman membuat perpustakaan kecil di daerah pedalaman tempat tinggal sehingga menambah semangat dalam membaca kemudian menjadi senang berpikir serta merenung secara mendalam dan menghasilkan imajinasi untuk melakukan hal-hal menarik bagi diri secara luas. 

Memotivasi diri untuk membangkitkan imajinasi terhadap berbagai keinginan yang menjadi sebuah angan-angan. 

Imajinasi yang berkembang (dalam arti baik) begitu bebasnya sangat menyenangkan, tanpa sadar suatu waktu ngobrol santai di sore hari dengan orangtua dan mengatakan bahwa saya akan membuat ini dan itu, karena cukup banyak yang disampaikan akhirnya membuat orangtua (alm Bapak) memarahi saya dan mengatakan dengan logat Medan "ahh banyak sekali pun maumu.."

Kemudian menjadi pikiran baru lagi, apa yang salah jika banyak hal yang ingin diwujudkan, dengan begitu bukankah mampu memotivasi diri lebih kuat dalam menggapai mimpi setidaknya jika terealisasi satu atau dua angan-angan, itu sudah bagus sekali. Dampak lainnya juga jadi fokus bagi diri dalam niat, pikir dan laku untuk menjalankan angan tersebut.

Akhirnya saya mulai mengatur langkah untuk masa depan yang dimulai dengan menentukan seorang pasangan hidup. Ada beberapa pilihan saat itu diantaranya seorang pengusaha lokal, prajurit TNI dan pekerja di perusahaan minyak asing di Timur Tengah.

Saya memilih yang terakhir dengan harapan ia akan mampu membantu mewujudkan mimpi saya yaitu berkeliling dunia. Dengan begitu tidak menunggu lama untuk mewujudkannya karena sudah terdukung baik dari semua sisi utama materi. 

Keinginan berkeliling dunia dari sejak remaja karena ingin melihat negara lain secara nyata, hal ini sangat menantang tentunya. Namun akhirnya rencana tersebut tidak berjalan lancar sesuai harapan karena sang suami terlalu kaku baik dalam pikir dan tindak. 

Akhirnya memutuskan  berpisah agar dapat dengan leluasa menjalankan keinginan tersebut dengan catatan tentu urusan anak-anak dalam tumbuh kembangnya semua dijalankan dengan baik secara utuh dan penuh tanggung jawab sebagai seorang ibu.

Upaya Ini hanya untuk diri sendiri karena saat menikah masih terlalu muda sehingga masa remaja belum habis dirasakan dan harapannya saat menikah terwujud, akhirnya mencari jalan lain dengan hidup sendiri. 

Dengan begitu lebih mudah mengatur dan menjalankan rencana perjalanan dengan yakin, lebih terukur dan dapat dikendalikan dengan sangat baik (lebih tenang).

Saat ini saya sudah mengunjungi beberapa negara (kurang lebih 30 negara) dan seharusnya bisa lebih banyak lagi agar target untuk berkunjung ke negara-negara lain di dunia dapat terealisasi. 

Di usia sekarang semoga masih ada kesempatan baik dari sisi kesehatan, waktu, energi maupun kekuatan financial untuk menuntaskannya.

Selain itu, muncul kesenangan dalam menulis. Sejak lama sudah menulis cerita-cerita yang dilalui dari masa kecil untuk dijadikan buku tentang jati diri tapi karena belum mahir di dunia menulis saat itu maka catatan tangan tersebut hanya tersimpan dalam file pribadi.

Saat ini sudah terbiasa menulis bahkan sudah mengeluarkan tiga buah buku dan dalam waktu dekat akan menyusul buku ke empat dan kelima. 

Berimajinasi secara mandiri di masa remaja ternyata mampu mendongkrak mimpi menjadi kenyataan. Mengalir begitu saja tanpa rasa terbebani dan paksaan. Selalu dijalani dengan semangat tinggi tak pernah padam dan dengan rasa senang, rasa cinta dari hati terdalam. 

Tiada yang tidak mungkin diwujudkan jika sesuatu yang diinginkan sebagai harapan asal berasal dari hati yang paling dalam. Hanya perlu menciptakan dan merawatnya dengan baik, didukung dengan bertambahnya usia dan pengalaman secara perlahan dapat terwujud satu persatu sesuai waktunya.

Imajinasi untuk berkeliling dunia dan menulis sejauh ini sudah tampak hasilnya semoga dapat terus berkembang agar bisa menelusuri lebih banyak lagi negara yang dikunjungi serta menghasilkan sebuah buku sebagai bukti perjalanan keliling dunia yang sudah lama diinginkan.

Dampak senang membaca menghasilkan imajinasi luar biasa, namun dalam menjalankannya penuh pertimbangan dan kehati-hatian tinggi agar tidak salah arah serta dapat dikendalikan dan dinikmati dengan maksimal.

Ternyata mendapatkan kebahagiaan diri bagi saya itu seperti ini caranya, semoga setiap kita mampu menciptakan kebahagiaan bagi diri sendiri masing-masing dengan cara mau dan mampu menciptakannya dari dalam diri paling utama. 

Kebahagiaan yang tidak bisa dinilai oleh apapun kecuali kepuasaan diri sebagai wujud keberhasilan mampu merawat diri sendiri baik secara fisik maupun psikis.

Tulisan ini sebagai kenangan, warisan dan bentuk kontribusi bagi negeri dalam menginspirasi generasi muda Indonesia khususnya di era digital yang canggih sejatinya dapat membentuk karakter jauh lebih baik dari generasi sebelumnya namun tetap dalam rule sebagaimana seharusnya. 

Mari hidup bahagia dengan nilai-nilai yang baik bagi kemanusiaan bukti kehidupan manusia beradab.

Jakarta, 30 Mei 2022

Dr. SusiLawati SE., MM., MA., M.Han

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun