Ini yang harus diklarifikasi oleh Indonesia bahwa konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina bukan menjadi urusan Indonesia untuk memihak salah satunya. Justru spirit mendamaikan keduanya harus muncul dengan cara apa? Tentu dengan cara bersahabat dengan kedua negara yang betkonflik tersebut. Bukan semata karena Indonesia memiliki hubungan historis yang baik dengan Palestina sebagai negara yang mengakui Indonesia sebagai sebuah negara saat itu (syarat adanya sebuah negara yaitu adanya wilayah, bangsa, ideologi dan pengakuan dari negara lain).
Mari kita semua bangsa Indonesia mulai membuka hati dan pikiran, apalagi setelah serangan wabah virus corona yang belum juga mereda yang melemahkan masyarakat dunia dan telah menewaskan cukup banyak manusia di dunia (bukan saja di Indonesia) itu bermakna bahwa kita semua manusia di dunia memiliki kesamaan nasib.
Tinggalkan cara berpikir sempit yang hanya menyusahkan diri sendiri, realitanya kita membutuhkan negara lain karena kita tidak bisa hidup sendiri.Â
Dukungan terhadap kebangkitan ekonomi negara bersumber lebih besar dengan terjalinnya kerjasama dengan negara lain. Kita tidak pernah tahu, bisa jadi justru lebih terbantu juga secara ekonomi jika dapat menjalin hubungan baik dengan Israel, selain secara perlahan dapat mendamaikan Israel dan Palestina, ini juga sebagai peluang dan tantangan baru yang sangat baik bagi SDM Indonesia.
Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan masih kurang (Agus Harmurti Yudhoyono).
Jakarta, 20 Desember 2020
Dr. SusiLawati M.Han
Wakadep Departemen Luar Negeri dan Keamanan Nasional DPP PD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H