Manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki akal dan pikir di dunia, sejatinya dapat menjadi spesies yang bisa mengendalikan lingkungan dalam keberlangsungan kehidupan semua makhluk di bumi.
Perkembangan kemajuan hidup manusia melalui tahapan sejak ratusan ribu tahun lalu, Â bagaimana manusia hidup seperti hewan karena akal pikirnya belum berkembang seperti saat ini.
Perkembangan akal/pikir manusia sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas hidup dan memudahkan aktivitas/kegiatan dalam interaksi kehidupan. Dahulu manusia karena akal pikirnya belum berkembang, selalu mengalami kendala dan kesulitan dalam melakukan survival sehingga dilakukan dengan cara yang kasar dan melukai manusia lainnya. Persaingan yang selalu identik dengan pertarungan secara fisik untuk memenangkan atau menguasai sesuatu yg  diinginkan contoh memperebutkan makanan, wilayah, perempuan dan lain-lain. Ketersinggungan antar manusia masih sangat tinggi, kehidupan masih sangat primitif dan sangat tidak aman membuat mereka hidup sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari tempat yang lebih aman.
Saat ini perkembangan kehidupan manusia terus berkembang semakin canggih, jumlah manusia terus bertambah hingga mencapai angka 7,8 milyar tentu membutuhkan daya dukung (jumlah maksimum populasi yang mendukung kelangsungan kehidupan di alam) dan daya tampung (kemampuan menerima penghuni dan sebagainya atau kemampuan ditempati) yang mencukupi/tercukupi. Kebutuhan akan sandang pangan papan sebagai kebutuhan dasar manusia menjadi hal utama yang harus tersedia baik. Agar manusia dapat hidup dan berkembang secara turun menurun terlindungi.
Sebagai makhluk hidup yang memiliki akal dan pikir maka sejatinya manusia dapat mengendalikan lingkungan apapun kendala yang dihadapi. Contoh saat ini, dengan menyebarnya virus corona yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi kehidupan manusia karena telah memakan korban jiwa dalam jumlah yang tidak sedikit. Saat ini korban terinfeksi virus di dunia mencapai 60.825.738 kasus, sebanyak 1.428.938 orang meninggal dunia dan 42.151.100 orang sembuh, mortality rate 2.3% (www.worldometers.info).
Di awal kedatangan wabah tentu keadannya sangat menyulitkan, selain sangat mudah penularannya tetapi juga belum terbiasa menghadapi keadaan agar terhindar dan tidak tertular. Hingga saat ini, penularan wabah belum juga menurun, yang bisa dilakukan hanya berusaha masing-masing individu untuk menghindari virus dengan cara meningkatkan imun tubuh otomatis mempengaruhi kesehatan jiwa dan pikir.
Jika demikian maka kesadaran berperilaku hidup sehat menjadi pedoman dalam kondisi serangan wabah Covid-19 dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan (Prokes). Walau dalam kondisi tidak normal terus fokus pada kondisi fisik dan psikis agar stabil dan kuat sehingga tidak mudah terjangkiti wabah virus.
Faktanya setelah hampir setahun dilanda wabah virus kehidupan masih terus berjalan. Bagi keluarga, saudara, kerabat, sahabat, teman yang menjadi korban dari ganasnya virus ini kita doakan semoga mereka semua meninggal dalam keadaan husnul khotimah, tempat terbaik di sisiNya. Jadikan mereka sebagai simbol pengingat bahwa pengorbanan mereka tidak sia-sia dengan cara yang sehat harus menang melawan virus corona. Apapun giat yang dilakukan saat ini, selain dapat tercapai tetapi juga terhindar dan selamat dari wabah.
Saat ini semesta sedang mengajarkan tentang kehidupan kepada manusia yang memiliki akal pikir, bagaimana menyikapi dinamika hidup dan bisa melewatinya. Adanya wabah virus ini benar-benar membuka mata hati dan pikir manusia bagaimana dapat memanfaatkan peluang dari gangguan ini. Pola kehidupan yang berubah akibat adanya wabah justru menyelamatkan hidup manusia di sisi lain untuk lebih peduli terhadap keadaan, selalu mawas diri/sadar dan siaga dalam keadaan tersulitpun kesehatan menjadi hal utama dijaga.
Dampak positif bagi kehidupan manusia di dunia yaitu pada akhirnya semua manusia di muka bumi terpantau dari perhatian dunia agar terhindar dari terkena wabah yang jika tidak diproteksi segera maka akan berkembang dan menular lebih luas ke banyak orang dan mengancam kehidupan manusia secara keseluruhan pada akhirnya.
Saat ini seluruh manusia di bumi menjalankan disiplin pola hidup sehat dengan rajin menjaga kebersihan fisik, rajin cuci tangan dan gunakan sanitizer, menggunakan masker  jika keluar rumah, menghindari berkumpul dengan banyak orang serta menjaga jarak di ruang publik otomatis merubah pola/karakter manusia sehari-hari. Mengkonsumsi makanan bergizi dan secukupnya, rutin menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga yang berdampak pada pola berpikir terbuka dan positif. Dengan memaksimalkan penggunaan digital/internet, semua giat yang selama ini dilakukan di luar rumah sudah dilakukan dari rumah.
Pengecekan suhu tubuh setiap saat merupakan deteksi awal bagi setiap orang, rapid test bagi yang akan melakukan giat berkumpul dalam jumlah orang terbatas, test Swab untuk perjalanan ke luar negeri dan untuk kebutuhan lainnya serta suntik vaksin agar tercegah terkena wabah.
Bagi Indonesia dampak baiknya masyarakat menjadi lebih hati-hati karena setiap saat bisa terkena wabah sehingga harus menjalankan disiplin prokes Covid-19 dengan baik, pola ini mencerminkan kehidupan yang tertata apik berdampak kualitas hidup meningkat karena antar satu dengan yang lain otomatis menjaga jarak jika di ruang publik, semua itu bermakna bahwa setiap individu adalah suatu anugerah yang harus dijaga, dirawat dan dihargai.
Sebagai sebuah bangsa besar saatnya energi pikir difokuskan pada kebersamaan dalam menghindari terinfeksi virus agar virus segera hilang. Karena jika berkepanjangan berdampak pada hal lainnya misal keluarga  kita sendiri bisa tertular akibat masyarakat secara umum tidak disiplin, berdampak semakin banyak korban terinfeksi membuat ramah sakit penuh dan tenaga medis tidak bisa menangani dengan baik jika jumlah pasien sudah terlalu banyak, ekonomi terus terpuruk karena tidak ada giat produktivitas akibat situasi yang memburuk jika tidak sepakat untuk bersama dan kompak menangkal wabah Covid-19.
Tanggung jawab terbesar di muka bumi ini adalah pada manusia. Jika sadar memiliki akal dan pikir yang dapat digunakan untuk fokus pada keseimbangan kehidupan semua makhluk, dapat hidup berdampingan dengan alam/lingkungan maka kehidupan akan harmoni, kualitas kehidupan semua makhluk menjadi lebih baik karena sudah timbul kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga, melindungi dan menghargai. Jika semesta yang mengajarkan tentang hidup maka sulit manusia menolaknya. Semua itu merupakan gaya hidup yang terjaga dan terukur, pada akhirnya membentuk karakter individu lebih sehat.
Saatnya berpikir bahwa manusia sebagai salah satu ciptaanNya harus dapat menerima semua hal yang menjadi kodratnya. Terbaik saat ini membatasi jumlah kelahiran manusia yang terlalu cepat yang ksrena sulit mewujudkan kehidupan yang berkualitas secara menyeluruh akibat kemampuan daya dukung dan daya tampung yang memiliki keterbatasan. Satu keluarga cukup satu anak, akan lebih mudah membentuk karakter sehat bagi perilaku individu/manusia dalam lingkup kehidupan dunia.
Hanya sebuah catatan kecil...
Jakarta, 27 November 2020
Dr. SusiLawati M.Han
Wakadep Luar Negeri dan Keamanan Nasional DPP PD.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI