Anak-anak SMP dan SMA yang tidak begitu mengerti dan paham apa yang diperjuangkan dalam aksi demo tersebut ternyata hanya ikut dengan ajakan teman dan dari media sosial.Â
Akibatnya kerusakan yang dilakukan para anarko tersebut sangat merugikan, seperti yang terjadi di DKI Jakarta terbakarnya beberapa halte dan fasum lainnya diperkirakan kerugian mencapai Rp. 65 milyar belum termasuk kerugian immaterial seperti korban luka dari pihak pendemo dan petugas kepolisian.
Rangkaian kejadian demo seperti ini selalu menjadikan polisi sebagai sasaran mereka, padahal polisi harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai penjaga keamanan publik/masyarakat, agar terminimalisir dampak buruk lebih besar dan demo anarkis dapat berhenti.Â
Namun karena polisi yang memiliki tugas berhadapan langsung dengan para pendemo agar terhenti tindakkan yang merusak dengan cara menghalau mereka dengan gas air mata atau menyemprot air dengan water canon agar terpecah kumpulan mereka dan mundur.Â
Upaya ini kadang berdampak luka pada para demonstran dan disinilah polisi sering disalahkan oleh masyarakat yang dianggap bukan melindungi tetapi justru melukai rakyat.
Polisi itu juga rakyat, jika semua sadar dan mau membuka pikiran, pada akhirnya rakyat dengan rakyatlah yang diadu/dibenturkan sebenarnya (para pendemo dengan polisi).Â
Saat terjadinya kerusuhan atau bentrok sulit menghindari sikap tidak agresif dan saling pukul atau menendang walau itu tidak diharapkan karena terpancing suasana. Sebaiknya menjauh dari kondisi seperti ini daripada jadi sasaran ketidak sengajaan dari keadaan yang tak terkendali.
Menjadi pertanyaan berikutnya, mengapa hingga kini pola berdemo belum mengalami perubahan lebih damai, tertib agar dapat fokus pada apa yang diperjuangkan.Â
Dulu Demo identik dengan kekerasan seharusnya saat ini lebih memiliki kesadaran sebagai warga negara yang memiliki peran dan tanggung jawab sama harus menjaga sikap dan perilaku.Â
Apakah menyenangkan melakukan tindakkan demikian seolah-olah dalam keadaan perang melawan musuh sehingga sikap heroik mereka muncul dan mereka sangat menikmati suasana tersebut tetapi dengan mengorbankan pihak-pihak lain.Â
Dalam hal ini para buruh/tenaga kerja yang demo juga keberatan jika demo mereka disusupi hal demikian, secara tidak langsung memalukan mereka padahal mereka sudah tertib dalam melakukan aksi demo.