Mohon tunggu...
Ani Fauziah
Ani Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - teacher and writer

jazz lover

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Sementara

21 Juni 2024   19:30 Diperbarui: 21 Juni 2024   19:33 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dari itu aku berfikir bila Anton saat ini butuh teman. Aku mencoba mengerti karena aku pernah merasa sedih dan tidak memiliki teman cerita adalah hal yang menyusahkan untuk bangkit kembali. Maka ku mantapkan untuk hapus harapanku sebelumnya kepada Anton.

Namun semakin hari rasa itu malah tumbuh. Anton yang semakin romantis tidak dapat kuhindari. Topik komunikasi yang semakin melebar, hadiah kecil-kecil yang sering ia kirim ke alamat rumah dan aku pun seperti tidak kalah dari siapa pun. Setiap balasan pesan darinya seperti terselip komitmen untuk kami berdua, sayangnya itu tidak dijelaskan secara pasti. Aku tidak berani bertanya, karena menurutku ini terlalu cepat karena baru satu bulan kami berkenalan.

Namun suatu hari Anton tampak sedih dan sering mengabaikan pesanku. Aku gelisah dan mulai bertanya saat ia merasa tenang.

“Kamu kok cuek banget sekarang, ada masalah ya?” Tanyaku kepada Anton

“Mantanku beberapa hari ini nelfonin aku. Tapi aku nggak angkat kok, cuman ini yang buat aku jadi balik lagi ke masa lalu.” Penjelasan Anton yang seketika membuatku bersedih. Inilah yang buatku sangat sedih. Seolah saat ini dua cerita cinta masa laluku yang buruk bersatu.

Dulu aku pernah menjalin asmara hanya berjalan selama enam bulan karena ternyata aku hanyalah pelampiasannya. Dia Kembali lagi dengan mantannya setelah mereka sama-sama merasakan rindu Kembali. Selanjutnya aku pernah menjalin hubungan tanpa kepastian. Dan kurasa ceritaku bersama Anton mengingatkanku pada sakitnya masa laluku. Padahal sangat susah kuobati hati ini untuk beranikan membuka Kembali, namun masih sama saja.

Mungkin memang belum waktunya aku membuka hati lagi. Ku tetapkan untuk perlahan menjauhi Anton karena sakit yang dalam seperti dahulu tak ingin kualami lagi. Apakah aku menyesal? Tidak. Akan kujadikan pelajaran untuk cerita selanjutnya namun sejujurnya hal ini membuatku semakin tidak percaya cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun