“Aku teman SMA nya Rara.”
“Kalau nama akun kamu nisa, berarti nama aslinya juga Nisa kan?”
“Iya. Begitu pun kamu ya.”
“Iya, aku bukan penjahat. Jangan cuek ama aku ya Nisa.”
Pesan itu membuatku tertawa, karena dia pandai menghadapi kekesalanku dengan cara lelucon. Di malam itulah sedikit-sedikit aku mengenalnya walau masih dengan balasan singkat dan kuakhiri karena aku sudah mengantuk.
Esok paginya pemberitahuan muncul kembali.
“Selamat pagi.”
Pesan itu terkesan biasa dan kubalas dengan singkat. Hanya saja dia pandai mencairkan suasana dan membuat hariku banyak tertawa dengan lelucon balasan pesannya. Aku bukan jatuh cinta tapi karena dia lucu saja. Dan tanpa kusadari komunikasi hari ini berlanjut sampai malam hari.
Kemudian setiap hari pesan darinya tak pernah berhenti. Lelucon yang selalu dia selipkan dapat mengubahku untuk membalas pesan menjadi ramah. Hingga pesan kami berlanjut pada bertukar nomor pribadi.
“Selama ini kamu nggak pernah panggil namaku, apa kamu nggak tau?” Tanyanya dengan bahasa leluconnya.
“Anton kan?” Jawabku dengan meyakinkan.