Mohon tunggu...
Ishak R. Boufakar
Ishak R. Boufakar Mohon Tunggu... Pegiat Literasi -PI -

Pegiat Literasi Paradigma Institute Makassar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepler

23 Desember 2016   08:04 Diperbarui: 23 Desember 2016   08:39 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Para leluhur kami selalu bertutur bahwa sekitar enam miliar tahun silam, kami sudah diwarisi Kepler untuk menumbuh kehidupan, lalu mencipta peradaban. Tentulah cinta dan kemanusiaan adalah ruh dari peradaban kami.

 “Hanya orang-orang bodoh yang mengusik cinta dan kemanusiaan.”

“Ya, hanya orang-orang bodoh yang tidak mensyukuri cinta dan kasih Nakuwasa.”

“Nakuwasa tidak menciptakan kejahatan. Tidak menciptakan perpecahan. Dan, tidak menciptakan penyakit yang bernama dendam.”

“Ya, Nakuwasa justru menciptakan cinta laksana hujan yang menumbuhkan pohon dan bunga nun molek.”

“Kami memuji  Nakuwasa dengan sujud yang lebih lembut dari syair dan puisi. Semua benda—batu-batu berlumut, jamur, kelinci berbulu kuning, kucing, semut berkepala besar, semua dititahkan untuk mengabdi kepada Nakuwasa.”

Kami begitu tergeletak pasrah di atas tanah Kepler, dalam keadaan sekarat menuai ajal.

“Indahkan rasi kepler 22b, itu? Jangan pejamkan matamu!”

“Kau akan damai di sini. Nakuwasa melindungi Kepler kita.”

“Jangan lupa berdoa! Nakuwasa selalu menjawab doa kita yang tulus.”

“Sekarang pejamkan matamu. Mari kita berjalan ke surga. Berjalanlah ke Utara. Bersama rasi ptolmey.” seperti inilah cara kami menghabiskan sisa waktu dengan berdoa dan bersajak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun