Kala itu...
Pendengaran masih jelas, sejelas wujud-Nya
Di sana, di kantong Rahim
Namun, kini samar-samar terdengar
Semacam getir suara yang sulit dipahami
Sebab, langkah kaki menjauh membawa telinga
Terlalu jauh, hingga sepih membuat jiwa menepih
Tembok tegak lalu retak
Lalu, tubuh sekarat, menggigil beranjak pesakitan
Aku tak melihat Tuhan bersemayam di sana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!