Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masih Ada Banyak Orang Baik di Dunia, Tidak Percaya?

14 November 2023   18:00 Diperbarui: 2 Mei 2024   20:53 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nova membagikan alat tulis dan makanan kecil ke anak-anak di Desa Prai Ijing di Sumba Barat, dokpri

Setiap tanggal 13 November dirayakan sebagai “Hari Kebaikan Sedunia”. Kebaikan menjadi dasar kemanusiaan dan mampu melampaui batas suku, ras, agama, politik, gender dan wilayah.

Hari Kebaikan Sedunia didedikasikan untuk menggaungkan dan merayakan aksi kebaikan.

Sejarah Hari Kebaikan Sedunia dimulai pada 1997 saat diselenggarakan konferensi pertama World Kindness Movement di Tokyo, Jepang. Konferensi ini dihadiri organisasi-organisasi dengan pemikiran serupa dari berbagai negara.

Tahun 2005 gerakan ini pun dilakukan di Inggris, disusul Singapura pada tahun 2009. Kemudian gerakan semakin luas dan menjadi World Kindness Movement di Inggris pada tahun 2010.

Pada tahun 2019, perayaan ini sudah tersebar di 29 negara, termasuk Australia, Perancis dan Amerika Serikat.

Akhirnya World Kindness Movement menerima pengakuan menjadi “Non Govermental Organization” resmi di Swiss setelah melalui perjalanan yang panjang.

Tujuan Hari Kebaikan Sedunia untuk meningkatkan kesadaran akan berbuat baik di komunitas, menekankan kekuatan positif dan welas asih yang menyatukan semua.

Itulah sejarah singkat perayaan Hari Kebaikan Sedunia, dapat dibaca di sini. (1)

---

Sekarang ini, kita sering mendengar berita adanya kejahatan yang terjadi di berbagai belahan dunia, tentunya tidak terluput juga di negara kita sendiri, Indonesia.

Baca juga: Demi Kebaikanmu...

Dulu rasanya wajar membantu orang mengangkat barang ataupun koper di bandara atau di stasiun, bila melihat orang  yang bersangkutan  kesulitan dengan bawaannya. Tetapi dengan adanya berbagai kasus penyeludupan barang terlarang yang mengakibatkan orang yang membantu tersebut malah “kena” musibah, akhirnya kita jadi tidak berani lagi membantu orang yang kewalahan saat membawa barang.

Musibah yang dialami saat menolong orang lain, pernah juga terjadi di papa. Kebetulan waktu itu kami membuka toko kelontong. Ada yang mampir untuk beli minuman dan menanyakan  alamat. Sama papa di suruh masuk ke ruang tamu sekalian ditemani ngobrol.

Setelah ngalor ngidul kemana-mana, orangnya bilang kalau dia punya obat yang bisa mendeteksi  apakah seseorang itu punya penyakit atau tidak. Kebetulan mama kami saat itu sakit, jadinya dicobalah itu ke mama. Setelah dicoba, diagnosanya adalah mama punya penyakit. Tetapi obat untuk menyembuhkannya,  dia tidak bawa. Saat itu obat yang dia bawa, justru sudah di pesan orang dan akan dibawakannya ke  alamat yang dia tanyain itu.

Akhirnya papa pesanlah, agar nanti dikirimkan juga obat penyembuhnya. Terakhir orangnya bilang, obat yang dia bawa, dia kasih dulu ke kita, nanti dia kirim lagi untuk orang yang pesan. Setelah orangnya pergi, papa langsung sadar, jangan-jangan tertipu dan memang benar tertipu 😊. Coba saat itu papa tidak menawari untuk minum di ruang tamu, tidak akan tertipu bukan?  😉

Tetapi kalau semua orang memikirkan apakah akan kena masalah bila membantu orang lain yang tidak dikenal, maka tentu tidak akan ada lagi kebaikan di dunia ini.

Nyatanya masih banyak orang baik di dunia ini. Masih banyak orang yang bermurah hati menolong orang yang tidak dikenal. 

Diperayaan Hari Kebaikan Sedunia ini, saya akan menceritakan 3 pengalaman yang tidak terlupakan olehku karena ditolong oleh orang-orang yang tidak saya kenal sama sekali. Dan ketiga kejadian tersebut semuanya terjadi saat  pulang dari rumah duka, setelah melayat.

Kejadian terakhir baru terjadi di awal November ini. Sehabis pulang melayat (mama teman kantorku meninggal), saat baru masuk tol, tiba-tiba ban mobil kempes. Segera kokoku menelepon Jasa Marga, meminta mobil derek.

Saya melihat ada mobil sedan di depan kami, tiba-tiba menepi dan memundurkan mobilnya dan berhenti persis di depan mobil kami.

Segera orangnya berdiri di sisi kiri mobil kokoku dan kakak iparku segera membuka kaca mobil. Orangnya menanyakan apakah ada ban serep. Katanya biasanya ada ban serep di bawah mobil.

Akhir cerita, orangnya yang mengeluarkan ban serep dari bawah mobil, menggantikan ban tersebut dengan ban yang robek dan setelahnya berlalu, tanpa pamrih.  

Di zaman yang gaung  kriminalitasnya tinggi ini, masih ada orang yang berbaik hati, menepikan kendaraannya sendiri di tepi jalan tol, pada malam hari, hanya untuk menolong kami yang tidak dia kenal sama sekali. Amazing!!!

Luar biasa kebaikannya. Dan saya percaya, tentunya ini juga tak lepas dari kebaikan Tuhan atas kami sehingga bisa mengirimkan orang yang tidak kami kenal untuk memasangkan ban serep mobil kami.

Lewat tulisan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ko Hendra, yang tinggal di daerah Jakarta Barat, atas kebaikannya membantu kami malam itu. Semoga  Ko Hendra dan keluarga senantiasa diberkati kesehatan,kebahagiaan dan kesuksesan.

Kejadian kedua, tahun lalu. Saat itu saya yang menyetir mobil sendiri ke rumah duka.  Istrinya sepupuku meninggal. Kebetulan saya baru mengalami kecelakaan mobil beberapa bulan yang lalu. Jadi ternyata masih ada trauma  di hatiku.

Turunan di rumah duka tersebut sangat curam. Jadinya saat akan menuruni mobil tersebut, saya langsung membayangkan, seandainya saya salah injak, maunya rem ke gas seperti kecelakaan mobil waktu itu, apa jadinya saya di dalam mobil. Kilasan peristiwa tersebut menyebabkan kaki saya gemetar dan tidak berani menjalankan mobilnya.

Padahal dibelakang saya, mobil-mobil sudah klakson. Saya akhirnya membuka jendela, berteriak, “Maaf ya, sabar dulu, saya tidak berani turun” 😊

Akhirnya dari jalur sebelah, ada seorang enko yang turun, dan berjalan ke mobilku. Saya minta tolong diturunin mobilnya.  Di sini saya mengucapkan terima kasih juga ke enko yang telah membantu saya menurunkan mobilnya yang tidak saya tahu namanya. Semoga kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan senantiasa menyertainya.

Kejadian pertama sudah beberapa tahun yang lalu. Sama kasusnya, pulang dari rumah duka. Saat itu berdua sama koko, bensin sudah mau habis, koko lewat jalan yang tidak biasa, dimana tidak ada rumah penduduk, gelap dan hujan. Dalam hati berdoa semoga bisa sampai pom bensin terdekat. Segera setelah isi bensin, mobil tidak bisa dinyalain, aki lemah…dan beruntung lagi ada kendaraan yang baru datang juga untuk isi bensin dan meminjamkan “jumper”.

----

Jadi siapa bilang dunia ini penuh orang jahat? Nyatanya masih ada  banyak orang baik di dunia ini.

Adakah rekan kompasianer yang punya pengalaman di bantu orang yang tidak di kenal? Ceritakan di kolom komentar ya supaya bisa memotivasi setiap orang untuk tidak segan berbuat kebaikan.

Kebaikan sekecil apapun bisa berdampak besar terhadap individu maupun komunitas.

Serpong, 14 November 2023

Rosmani

Sumber : (1)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun