Dan dua malam berikutnya menginap di hotel Komaneka di daerah Ubud, dan tiga malam terakhir menginap di hotel Pullman di daerah Legian.
Saat menyusuri pantai Legian di sore hari (hari ketiga sebelum balik ke Jakarta), saya ditawari pak "Kisah", apakah berminat untuk belajar "surfing". Â
Sebagai penyuka wisata air, hati saya langsung tergerak untuk mempelajarinya. Setelah saya tanyakan harganya, 1 jam Rp 100.000,- maka saya pun mengiyakan.
Sebagai penyuka olahraga air, renang dan snorkeling merupakan aktivitas air yang sering saya lakukan. Melihat beraneka ragam karang dan biota bawah laut, sungguh menyenangkan dan membuat kita menyadari betapa besar keagungan-Nya. Semua kepenatan langsung hilang bila bisa berenang dan snorkeling di laut.Â
Olahraga air sering dianggap sebagai olah raga ekstrem sehingga banyak dihindari orang.Â
Saya juga pernah hampir terbawa arus saat snorkeling di Nusa Ela Resort di Pulau Tiga, Maluku Tengah (Bisa di baca di sini). Tetapi saya tidak kapok, karena saya percaya mati hidup kita sudah digariskan.
Menurut wikepedia, Surfing (Selancar) merupakan sebuah olahraga yang biasanya berlangsung di atas ombak yang tinggi. Olahraga ini dilakukan dengan menggunakan sebilah papan sebagai alat untuk bermanuver di atas ombak.Â
Papan tersebut akan bergerak dengan menggunakan tenaga arus ombak di bawahnya dan arahnya dikemudikan seorang peselancar.Â
Adrenalin akan terpacu karena tertekan untuk mengarahkan papan selancar sekaligus menjaga keseimbangan.
Keseimbangan sangat penting dalam berselancar, karena kita akan terjatuh kalau tidak ada keseimbangan saat berdiri di papan seluncur. Pandangan mata juga harus tertuju ke depan.