Selain keindahan alam dan bawah lautnya yang memikat, terdapat wisata-wisata sejarah yang bisa dikunjungi di Maluku.Â
Berikut beberapa tempat wisata di Maluku yang sempat saya datangi ketika trip ke Maluku 26-30 Desember 2018:
- PANTAI HULUWA
Mungkin karena masih pagi dan hari Natal. Kami mampir sebentar untuk foto-foto dan setelahnya melanjutkan perjalanan ke Negeri Larike.
-Â NEGERI LARIKE
Kalian tidak akan menemukannya di tempat lain selain di Maluku. Dinamakan Belut Raksasa karena ukurannya tidak seperti belut-belut pada umumnya.Â
Belut ini bisa tumbuh hingga panjang 1-1.5m dan beratnya bisa mencapai 10-30kg. Untuk melihat belut raksasa tersebut, kami disuruh mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan suka rela. Setelahnya kami diantar oleh beberapa warga ke tempat Morea tersebut berada. Kami melewati jembatan sebelum turun ke sungai yang alami, berbatu dan bertingkat.
Belut raksasa (Morea) ini hidup di sungai yang ada di perkampungan, dimana sungai tersebut juga digunakan warga setempat untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci pakaian, mandi, dll.Â
Mereka umumnya sembunyi di bawah batu yang teredapat di pinggiran sungai sehingga diperlukan umpan untuk menarik mereka keluar. Umpannya adalah ikan mentah.Â
Ikan mentah tersebut dimasukkan ke dalam suatu wadah yang diisi air, kemudian airnya dituangkan ke sungai, maka tidak lama kemudian Morea tersebut segera muncul. Hanya ci Elsa dan Indri yang berani memegang dan bermain dengan Morea tersebut.Â
Tetapi mereka hanya bisa mengelus-ngelus Morea itu, tidak bisa memegang apalagi mengangkatnya karena sangat licin haha. Saya dan Elly hanya berdiri sebagai penonton saja:)
- PANTAI BATU LAYAR
-Â GEREJA IMANUEL
Gereja Imanuel merupakan gereja tertua di Maluku. Terletak di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Bangunan ini berdinding kayu dan di cat putih dengan atap rumbia dan sebuah tiang lonceng menghiasi halamannya.Â
Gereja ini dibangun oleh Belanda tahun 1659 dan telah mengalami beberapa pemugaran tetapi tetap mempertahankan bentuk aslinya. Gereja ini sudah tidak dipergunakan untuk tempat ibadah.Â
Hanya dijadikan sebagai bangunan bersejarah. Pada saat terjadi konflik agama di Maluku tahun 1999 gereja ini sempat dibakar.Â
Hanya berjarak beberapa puluh meter dari Gereja Tua Imanuel ini, terdapat Mesjid Wapauwe  yang merupakan mesjid Tertua di Maluku. Mesjid ini masih dipergunakan untuk tempat beribadah. Kami tidak sempat mampir ke mesjid tersebut karena menurut pak Memed saat itu merupakan jam sholat.
Dengan dibangunnya mesjid dan gereja tertua di tempat yang saling berdekatan, ini membuktikan bahwa toleransi di Maluku sudah terjalin dari jaman dahulu.Â
- BENTENG AMSTERDAM
Benteng Amsterdam adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di perbatasan antara Negeri Hila dan Negeri Kaitetu, Kabupaten Maluku Tengah.Â
Benteng Amsterdam merupakan salah satu bangunan tua yang berusia ratusan tahun dan merupakan bagian sejarah dari penguasaan VOC di Maluku. Benteng Amsterdam berlantai 3. Disetiap sisi bangunan terdapat jendela. Dari atas Benteng Amsterdam kita bisa melihat pemandangan laut di sekitarnya.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati dan menghargai jasa pahlawannya"- Soekarno.Â
Jadi seandainya ke Maluku jangan lupa singgah ke Benteng Amsterdam.
- Â GONG PERDAMAIAN
Gong perdamaian terletak di Taman Pelita, Â pusat kota Ambon, Maluku, taman yang asri dan terbuka untuk umum. Di Gong tersebut terdapat bendera-bendera dari tiap negara di dunia.Â
Gong Perdamaian ini  ini merupakan Gong Perdamaian ke-35 di dunia. Tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Ambon, tetapi gong ini merupakan kebanggaan Indonesia juga.
Gong ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 25 November 2009. Tujuan dibangunnya gong ini adalah untuk menghapus citra Ambon yang dulu identik dengan kekerasan dan kerusuhan agar dapat hidup dalam damai.
- JEMBATAN MERAH PUTIH
Jembatan Merah Putih adalah jembatan kabel pancang yang terletak di Kota Ambon. Â Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia Timur. Dibangun sejak 17 Juli 2011 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tanggal 4 April 2016.Â
Nama Jembatan ini adalah berdasarkan Bendera Merah Putih, bendera kebangsaan Indonesia. Akan tetapi ada makna dibalik penamaan jembatan merah putih ini. Ketika terjadi konflik di Maluku tahun 1999 sd 2002, golongan Kristen disebut golongan merah sementara golongan Muslim disebut golongan putih. Jembatan ini menjadi simbol perdamaian, persatuan serta lambang kebersamaan antar warga Maluku.
Artikel ini adalah artikel penutup perjalanan ke Kei+Ambon+Ora Beach 22-30 Desember 2018. Semoga bisa menjadi referensi bagi yang berencana jalan-jalan ke Maluku.
Selamat pagi rekan kompasianer. Selamat beraktivitas.
Jakarta, 11 Februari 2019
Salam,
Sisca Dewi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H