Tanggal 17-20 November 2018 kami berangkat dari Jakarta ke Banda Aceh. Kami tiba di Banda Aceh jam 10.35. Sempat mampir ke Pantai Lampu'uk, foto di depan Masjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami. Dan setelahnya langsung menuju pelabuhan Ulee Lheue untuk menuju ke Sabang.  Tanggal 20 November 2018 jam 08.00 kami naik kapal cepat dari pelabuhan Balohan, Sabang  kembali ke Aceh.Â
Setiba di Aceh kami mampir ke tempat terdamparnya kapal PLTD Apung di tengah kota Banda Aceh dan kapal kayu di atap rumah penduduk akibat tsunami 2004 untuk melihat bukti sejarah kedahsyatan tsunami 2004 tersebut . Jadi otomatis kami menginap di Sabang selama 3 malam dengan penginapan yang berbeda setiap harinya.
Berikut sekilas pandang tentang penginapan-penginapan di Sabang tersebut  yang semoga bermanfaat dan bisa menjadi panduan bagi yang punya rencana untuk berlibur ke Sabang.
FINA BUNGALOW IBOIH SABANG
Suasana pantai terasa benar di tempat ini. Untuk snorkeling dan diving kita tidak harus membawa peralatannya, terdapat banyak tempat yang menyewakan peralatan tersebut. Di sini ada cafe yang bisa kita datangi dan ada warung-warung jika kita memerlukan sesuatu. Ada juga toko yang menjual baju dan kain pantai, seperti layaknya pulau Derawan. Kami mengakhiri malam dengan mampir ke cafe Fina, untuk menikmati kopi Aceh yang terkenal. Teman-teman sempat ragu karena takut tidak  bisa tidur kalau minum kopi malam-malam, tetapi ketakutan tersebut dikalahkan oleh rasa penasaran akan kopi Aceh yang sudah terkenal tersebut. Dan karena besok malam kami akan pindah penginapan, maka kalau tidak mencoba takut nanti kepikiran  hehe. Tetapi keesokan harinya pas di tanya, pada tidur dengan pulas katanya :)
Â
Iboih Inn Resort dekat dengan Fina Bungalow. Hanya untuk menginap di Iboih Inn Resort biasanya kita harus naik perahu dari dermaga Jeupin Layeu, karena ada pembatas di dekat penginapan Fina Bungalow. Area ke dalam lagi tidak bisa dilalui oleh mobil (dikasih portal), sehingga untuk ke Iboih Inn Resort biasa memakai perahu, walaupun bisa saja kita jalan kaki, hanya menurut teman saya, untuk jalan memakan waktu sekitar 15 -20 menit.
Keesokan harinya, tanggal 18 November 2018, sekitar jam 09.30 kami dijemput oleh tour guide untuk snorkeling dan keliling pulau. Jadi kami minta diantar ke Iboih Inn Resort untuk menitipkan koper kami, karena malamnya kami menginap di sana.Â
Penginapan Iboih Inn Resort berbentuk rumah panggung, harganya bervariasi tergantung letaknya. Untuk yang dekat dengan laut, harganya lebih mahal. Makin ke dalam harganya lebih murah. Harga berkisar Rp 300rb-an sd Rp 600rba-an (tergantung letak penginapannya). Terdapat balkon, AC & wifi. Â Handuk, sabun batang dan sampho sachet tersedia di sini juga.
Di Iboih Inn Resort ini, tidak seperti di Fina Bungalow dimana masih terdapat warung kalau kita membutuhkan sesuatu. Disini benar-benar terisolasi. Jadi untuk makan malamnya kita bisa memesan makanan dari restoran yang ada di Iboih Inn ini. Restorannya menghadap ke pulau Rubiah. Kita dapat duduk santai di teras restoran sambil memandang ikan hias yang lalu lalang, menikmati suara ombak dan aroma air laut. Sungguh liburan yang menyenangkan.
Setiba di sana mobil yang akan mengantar kami keliling kota Sabang sudah menunggu. Tujuan pertama kami adalah tugu Km 0 dan kemudian dilanjutkan dengan singgah di tempat-tempat yang sangat instagramable yang ada di pulau Sabang. Karena besoknya kami harus naik kapal dari pelabuhan Balohan jam 08.00 untuk kembali ke Banda Aceh, maka kami menginap di Mata Ie Resort, sebuah penginapan di pusat kota Sabang.
Tadinya badan saya hangat dan sedikit pusing karena terkena gerimis, tetapi begitu sampai penginapan dan melihat adanya pantai dan laut, tanpa menunggu lama, saya segera menceburkan diri ke laut dan rasa pusingnya segera hilang. Â Benar-benar obat yang manjur untuk pencinta wisata air seperti saya haha
Pelayannya juga baik & ramah. Kebetulan perut saya lagi tidak enak, jadi teman saya menanyakan menu sarapan untuk besok pagi apakah ada bubur atau tidak. Dijawab adanya kacang hijau. Tetapi ternyata besok pagi disediakan menu bubur ayam, nasi goreng dan juga ada pemanggang roti.
Semoga bisa menjadi referensi bagi yang berminat untuk berlibur ke Sabang!
Jakarta, 10 Desember 2018
Salam,
Sisca Dewi