Kaum jomlo seringkali berprinsip lebih baik mencintai dibanding dicintai. Sementara hidup itu harus logis. Tentu idealnya, mencintai dan dicintai. Tapi, bagaimana jika yang serius membina hubungan itu, orang yang mencintai si jomlo, tapi si jomlo lebih mencintai orang lain. Cinta memang rumit. Yang terbaik ialah bertanya pada diri sendiri, apa yang diinginkan? Meraih kesempatan untuk membina hubungan dengan orang yang mencintai? Atau, tetap berharap untuk cinta yang belum pasti? Mungkin saja si jomlo bisa belajar mencintai orang yang mencintai dirinya dengan tulus, tapi jangan sampai ada penyesalan. Jadi, memang hati harus mantap dan konsekuen dengan pilihannya.
Berdamai dengan masa lalu.
Kaum jomlo yang mengalami trauma dengan hubungan cinta yang gagal, sebaiknya berdamai dulu dengan masa lalu. Setiap hubungan cinta yang gagal tak perlalu disesali alias wajib move on. Semua kisah cinta yang tragis pun membuat diri kita berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Banyak berdoa.
Jodoh itu bisa datang kapan pun, di mana pun, dengan cara apa pun. Biasanya, jika jodoh, dipermudah jalannya.
Jangan berekspresi datar dan terlihat semurung awan mendung.
Tunjukkan diri apa adanya agar memperoleh jodoh tepat yang mau menerima apa adanya! Hidup itu harus dijalani dengan berpikiran positif dan awan berarak riang. Ubahlah penampilan agar tampak fresh! Kembangkan diri agar tampil lebih percaya diri.
Perluas lingkungan pergaulan, misalnya aktif di suatu komunitas, ikut workshop, dll.
Bertaktiklah.
Jangan menuntut hal-hal yang membuat gebetan keburu takut, misalnya tentang standar acara pernikahan, besaran mas kawin, dll. Yang terpenting itu dapat dulu pasangan yang baik. Kemudian, masalah acara pernikahan, dll, bisa negosiasi.
Carilah pasangan yang memilki latar yang mirip atau bahkan selatar agar adaptasi lebih mudah, misalnya teman sekampus, anak temannya orangtua, dll. Tak menutup kemungkinan memperoleh jodoh dari latar yang berbeda. Tapi untuk perbedaan latar, tentu memerlukan waktu yang lebih lama untuk proses adaptasi dan saling yakin bahwa si dia adalah jodoh yang tepat karena life style juga menjadi pertimbangan dalam memilih pasangan. Cinta itu sebaiknya dibarengi rasa nyaman agar awet.