Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Tips Melepas Status Jomlo

18 Desember 2024   22:11 Diperbarui: 18 Desember 2024   22:11 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

"Kapan sih kamu menikah?"

"Usiamu berapa? Targetkan untuk menikah jika ingin cepat dapat jodoh."

"Mama ini sudah ingin menimang cucu. Masa anak teman Mama anaknya sudah tiga. Sementara kamu pacar saja belum punya!"

"Jangan selalu sibuk mengejar karir hingga lupa mengejar cinta!"

            Pasti kaum jomlo pernah mendengar kalimat-kalimat yang bikin galau tersebut. Kenapa sih desak-desak terus? Memangnya gampang dapat jodoh? Tapi, orang-orang di circle kaum jomlo mana mau mengerti. Mereka pikir kaum jomlo harus diberi motivasi supaya lebih aktif. Istilah kerennya, out of the comfort zone. 

            Tak mau kalah, kaum jomlo yang optimis pun berdalih.

"Jodoh tak akan lari ke mana."

"Aku sedang mengalami fase self-love. Tetap happy dalam kesendirian."

"Bawel amat sih! Ini juga lagi usaha. Memangnya kalau nggak dapat jodoh, bakal tewas detik ini juga?"

"Aku ini jojoba. Jomlo jooooga bahagia. Aku ini tetap HAPPY, tahu?"

"Aku high quality jomlo. Nanti juga bakal dapat jodoh."

            Sementara jones (jomlo ngenes) pun meratap.

"Cariin aku jodoh dong! Masa di antara teman seangkatan kita, cuma aku yang belum menikah."

"Apa aku ditakdirkan sendiri untuk selamanya? Huhuhu ..."   

"Memang sedih banget saat sakit begini nggak ada yang peduliin. Saat lapar nggak ada yang mesenin order makanan online ..."

"Aku nggak mau mati sendirian jadi kerangka ..."

            Jodoh memang di tangan Allah Swt. Tapi, jomlo juga wajib berusaha jika ingin melepas status jomlo-nya. Masa cuek penguin begitu. Padahal waktu itu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa uban pun mencuat. Begitulah kalimat para suhu cinta yang menakut-nakuti kaum jomlo yang innocent. Kaum jomlo pun langsung menangis Bombay :p

            Beberapa tips melepas status jomlo.

Aktifkan Radar Cinta.

Jodoh itu kadang-kadang ada di depan mata. Tapi, kita nggak sadar. Begitu sadar, si dia sudah punya tambatan hati. Atau, bahkan naik ke pelaminan ... 

Membuka hati.

Kaum jomlo seringkali berprinsip lebih baik mencintai dibanding dicintai. Sementara hidup itu harus logis. Tentu idealnya, mencintai dan dicintai. Tapi, bagaimana jika yang serius membina hubungan itu, orang yang mencintai si jomlo, tapi si jomlo lebih mencintai orang lain. Cinta memang rumit. Yang terbaik ialah bertanya pada diri sendiri, apa yang diinginkan? Meraih kesempatan untuk membina hubungan dengan orang yang mencintai? Atau, tetap berharap untuk cinta yang belum pasti? Mungkin saja si jomlo bisa belajar mencintai orang yang mencintai dirinya dengan tulus, tapi jangan sampai ada penyesalan. Jadi, memang hati harus mantap dan konsekuen dengan pilihannya.

Berdamai dengan masa lalu.

Kaum jomlo yang mengalami trauma dengan hubungan cinta yang gagal, sebaiknya berdamai dulu dengan masa lalu. Setiap hubungan cinta yang gagal tak perlalu disesali alias wajib move on. Semua kisah cinta yang tragis pun membuat diri kita berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Banyak berdoa.

Jodoh itu bisa datang kapan pun, di mana pun, dengan cara apa pun. Biasanya, jika jodoh, dipermudah jalannya.

Jangan berekspresi datar dan terlihat semurung awan mendung.

Tunjukkan diri apa adanya agar memperoleh jodoh tepat yang mau menerima apa adanya! Hidup itu harus dijalani dengan berpikiran positif dan awan berarak riang. Ubahlah penampilan agar tampak fresh! Kembangkan diri agar tampil lebih percaya diri.

Perluas lingkungan pergaulan, misalnya aktif di suatu komunitas, ikut workshop, dll.

Bertaktiklah.

Jangan menuntut hal-hal yang membuat gebetan keburu takut, misalnya tentang standar acara pernikahan, besaran mas kawin, dll. Yang terpenting itu dapat dulu pasangan yang baik. Kemudian, masalah acara pernikahan, dll, bisa negosiasi.

Carilah pasangan yang memilki latar yang mirip atau bahkan selatar agar adaptasi lebih mudah, misalnya teman sekampus, anak temannya orangtua, dll. Tak menutup kemungkinan memperoleh jodoh dari latar yang berbeda. Tapi untuk perbedaan latar, tentu memerlukan waktu yang lebih lama untuk proses adaptasi dan saling yakin bahwa si dia adalah jodoh yang tepat karena life style juga menjadi pertimbangan dalam memilih pasangan. Cinta itu sebaiknya dibarengi rasa nyaman agar awet.

Ganbatte ne kudasai (bersemangatlah)!

PS: Untuk yang memilih jalan hidup tetap menjomlo, kebahagiaan itu ada dalam berbagai bentuk. Memiliki pasangan belum tentu jaminan rasa bahagia karena bahagia itu diciptakan dan dirasakan oleh kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun