Tak semua sungai di Indonesia yang bisa berfungsi sebagai sarana transportasi logistik, tapi setidaknya bisa dimanfaatkan potensi wisatanya.
Banyak hunian ataupun obyek wisata yang memanfaatkan potensi riverside. Misalnya, warga desa bisa saja membuka warung kopi atau guest house dengan view riverside.
Area tepian sungai (garis sempadan sungai) yang tak memiliki tanggul sekitar 100 meter itu merupakan milik Pemerintah sehingga bisa dimanfaatkan dengan ditanami berbagai pohon buah (misalnya, pohon pisang yang bisa beranak pinak sendiri dan merawatnya tak sulit ataupun pohon pepaya yang buah dan daunnya bisa dikonsumsi) yang hasilnya bisa dibagikan untuk warga sekitar (pengelolaan oleh koperasi setempat ataupun Pemda).
Hal tersebut penting karena kita akan menghadapi krisis pangan. Tapi, jika air sungainya tercemar bagaimana? Apakah aman konsumsi buahnya?
Tentu hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut dan apakah memungkinkan untuk memanfaatkan potensi tepian sungai tersebut? Tentu memerlukan analisis kelayakan lahan agar tak mengganggu ekosistem sungai.
Terdapat sistem wetland untuk mengatasi kualitas air sungai. Misalnya dengan menanam water lily ataupun eceng gondok yang bisa memfilter air.
Aku kurang tahu mengenai efek samping water lily. Tanaman tersebut bagus untuk menyaring air. Sementara kelemahan eceng gondok itu tumbuhnya semakin banyak dan jika terlampau banyak harus dipanen karena menyebabkan banyaknya zat organik dalam air. Panen eceng gondok bisa untuk membuat pupuk kompos.
Pupuk kompos jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan pupuk kandang yang melepas emisi karbon. Pupuk kandang yang disebarkan begitu saja juga memancing lalat, bibit penyakit, dan menyebabkan bau tak sedap. Hasil panen pupuk kompos jauh lebih baik kualitasnya.
Semoga saja masalah lingkungan hidup bisa diatasi tahap demi tahap untuk kehidupan generasi masa depan dan kita semua yang lebih baik.
Apakah menulis itu memerlukan bakat?