"Baiklah, terima kasih banyak."
        Rani mengangguk dengan ramah. Tapi, Mama tetap khawatir dengan identitas pria setengah baya tersebut sehingga mengulang pertanyaan yang sama pada bellboy yang mengantarkan koper ke lantai 5 kemarin malam. Tapi, lagi-lagi Mama memperoleh jawaban hampa yang sama. Tidak ada yang mengenali pria setengah baya di lantai lima. Tidak ada yang bisa mengakses lantai lima selain kami dan si bellboy.  Sejak saat itu Mama tak pernah menginap di hotel itu lagi. Mama terlalu khawatir apakah pria tersebut ahli hipnotis atau gendam sehingga bisa memperoleh akses kartu lift ke lantai lima. Dan mungkin saja hendak melancarkan aksinya... Atau, pria itu iblis? Biasanya, kaki iblis menapak. Aku teringat pandangannya yang sedingin seolah-olah ia bisa mengetahui isi hatiku. Hiiiy!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H