Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggumu

15 Oktober 2024   15:33 Diperbarui: 15 Oktober 2024   18:37 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamparan biru memanjakan netra

Ternodai percikan emas

Alunan Chao Phraya

Bagaikan buaian abadi

 

Chao Phraya nan jelita

Meremas hati yang membeku

Terpilin jalinan rindu

Terikat belenggu tak kasat mata

Aku menunggu

Dan selalu menunggu

Menunggu tanpa henti

Hanya menunggumu seorang

Asa yang tak pernah hilang

Bagaikan luka kronis

Tak ada penawar

Selain cintamu

Apakah debaran ini cinta?

Ataukah obsesi?

Apakah kau ini nyata?

Ataukah ilusi?

Apakah salah mencintaimu?

Cinta tak pernah salah

Aku yang salah

Terlalu mencintaimu

Dewi Chao Phraya

Berikan kemurahan hatimu

Lenyapkan siksaan cinta ini

Bersama deru arusmu

Aku ingin bahagia dalam kesendirian

Tapi, cinta tak pernah membiarkanku

Sendiri...

(Pulau Kapuk, 15 Oktober 2024)

____

Kisah di balik puisi gomval ini...

Kenyataannya, penulis tak sempat bermelankolis ria saat berada di tempat ini

Boro-boro bisa puitis

Datangnya aja sepasukan...penuh antusiasme...wkwkwk

Bukan rasa cinta yang terasa, tapi haus berat... O.O

Tapi, melihat foto ini pasti jadi baper kan? :P

Aku memang baik hati menshare foto ini ... biarlah kalian semua baper =)

Kalau melihat arah tatapan penulis di foto

Kesannya sendu banget, kan?

Nggak sepenuhnya salah itu

Tapi, bukan karena patah hati

Sendu ingat uang jajan yang habis makan rujak ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun