Hamparan biru memanjakan netra
Ternodai percikan emas
Alunan Chao Phraya
Bagaikan buaian abadi
Â
Chao Phraya nan jelita
Meremas hati yang membeku
Terpilin jalinan rindu
Terikat belenggu tak kasat mata
Aku menunggu
Dan selalu menunggu
Menunggu tanpa henti
Hanya menunggumu seorang
Asa yang tak pernah hilang
Bagaikan luka kronis
Tak ada penawar
Selain cintamu
Apakah debaran ini cinta?
Ataukah obsesi?
Apakah kau ini nyata?
Ataukah ilusi?
Apakah salah mencintaimu?
Cinta tak pernah salah
Aku yang salah
Terlalu mencintaimu
Dewi Chao Phraya
Berikan kemurahan hatimu
Lenyapkan siksaan cinta ini
Bersama deru arusmu
Aku ingin bahagia dalam kesendirian
Tapi, cinta tak pernah membiarkanku
Sendiri...
(Pulau Kapuk, 15 Oktober 2024)
____
Kisah di balik puisi gomval ini...
Kenyataannya, penulis tak sempat bermelankolis ria saat berada di tempat ini
Boro-boro bisa puitis
Datangnya aja sepasukan...penuh antusiasme...wkwkwk
Bukan rasa cinta yang terasa, tapi haus berat... O.O
Tapi, melihat foto ini pasti jadi baper kan? :P
Aku memang baik hati menshare foto ini ... biarlah kalian semua baper =)
Kalau melihat arah tatapan penulis di foto
Kesannya sendu banget, kan?
Nggak sepenuhnya salah itu
Tapi, bukan karena patah hati
Sendu ingat uang jajan yang habis makan rujak ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H