Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024).

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jurnal Hantu, Bab 27 - Dendam

24 September 2024   19:24 Diperbarui: 24 September 2024   19:38 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuyul Hitam berdiri dalam pose siaga di pojok ruangan. Ia membusungkan dada sembari membetulkan celananya yang melorot. Ia berkata dengan lembut, "Apakah perlu saya yang menghabisinya, Tuan Majikan?"

Dengan langkah berjingkat, Tuyul Hitam menghampiri majikan yang sangat disayanginya itu. Ia membelai kepala Pak Romi dengan penuh kasih sayang. Sungguh ganjil melihat hubungan rumit majikan dan budaknya tersebut.

"Argh, kau tak akan mampu menghadapi makhluk sialan itu. Bo, adik kembarku saja yang memiliki sepasang jin ular tewas terbunuh," ujar Pak Romi. "Kau itu ahli mencuri, bukan ahli berperang."

Ekspresi meremehkan pada wajah Pak Romi sangat menyakiti hati Tuyul Hitam yang sensitif. Tuyul Hitam bersungut-sungut, "Tuan Majikan, saya ini mahkluk mistis. Setidaknya, saya tak akan tewas mengenaskan seperti adik kembar Tuan. Biarkan saya mencoba untuk menghadapi pembunuh Tuan Bo."

Pak Romi memandang Tuyul Hitam dengan skeptis. Kemudian, menampar pipi kanan Tuyul Hitam sekuat mungkin hingga Tuyul Hitam jatuh terpelanting. "JANGAN SEKALI-KALI KAU BANDINGKAN DIRIMU YANG HINA ITU DENGAN BO, ADIK KEMBARKU. KAU HANYA BUDAKKU UNTUK MEMPEROLEH HARTA. TAK LEBIH DARI ITU. KAU MENGERTI, MAKHLUK DUNGU?"

Tuyul Hitam menganggukkan kepala dengan lemah. Ia memang makhluk halus, tapi ia juga memiliki perasaan. Dengan mengesampingkan perasaan takutnya, ia memeluk lutut majikan yang sangat dipujanya itu. Sembari terisak, ia membujuk, "Tuan Majikan, maafkan saya yang dungu ini. Saya tak bermaksud menghina adik kembar Tuan Majikan. Saya hanya ingin bermanfaat bagi Tuan Majikan."

Pak Romi menepis Tuyul Hitam dengan kasar. "LEPASKAN! KATAKU, LEPASKAN AKU!"

Tuyul Hitam bergeming. "Tak akan saya lepaskan sebelum Tuan Majikan memaafkan saya."

"Apakah kau akan melakukan segalanya untukku?"

"Ya, Tuan Majikan. Tuan tahu itu," ujar Tuyul Hitam sembari melepaskan pelukannya. Ia menyusut air matanya. Kemudian, duduk bersimpuh di depan Pak Romi dengan wajah berseri. Ia menyangka majikannya telah memaafkan dirinya.

Senyum kejam terukir di bibir tipis Pak Romi. Ia membuka lemari dan mengeluarkan sebuah cemeti yang tersimpan rapi dalam peti kecil berukir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun