Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jurnal Hantu, Bab 22 - Kutukan Anak Kucing Bagian 3

20 September 2024   12:54 Diperbarui: 21 September 2024   00:23 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

Pak Romi tersenyum melihat kepercayaan diri budaknya yang paling kompeten. Tuyul Hitam memang tak sedap dipandang mata. Ia sudah menua secara mistis seperti diri Pak Romi yang menua secara alami. Dulu Pak Romi memperoleh Tuyul Hitam dari guru ilmu hitamnya yang sakti. Salah satu persyaratan untuk memperoleh Tuyul Hitam ialah bertapa selama sebulan di hutan belantara dekat lereng Gunung Kawi.

Siapapun yang melihat penampilan Tuyul Hitam, tak akan menyangka makhluk mistis ini sangat berbahaya dan cerdik. Wajahnya kekanak-kanakkan. Tapi kulitnya yang kisut dan urat-urat saraf kehijauan yang tampak di bawah kulitnya, menandakan ia berusia sangat tua. Kepalanya yang botak memiliki lipatan-lipatan kulit sehingga tampak kendur. Gigi taringnya kecil, tapi setajam stiletto.

Sudah banyak orang yang menjadi korban Tuyul Hitam. Ia piaraan pertama Pak Romi dan yang paling disayang. Apa pun keinginan Tuyul Hitam, Pak Romi pasti memenuhi permintaannya. Si Tuyul Hitam sangat menyukai susu sapi segar, ikan segar, darah ayam hitam, telur ayam kampung mentah dicampur madu, dan kemenyan. Sebaliknya, Tuyul Hitam pun bekerja dengan sangat baik. Ia berjasa menumpuk kekayaan Pak Romi hingga berlimpah ruah dengan menumbalkan hidup banyak orang. Tuyul Hitam sangat berhati-hati mencari mangsanya agar tak berbalik menjadi bumerang baik bagi diri Pak Romi maupun dirinya.

Tak seperti perawakannya yang pendek dan tambun, Tuyul Hitam sangat gesit. Ia berlari ke halaman belakang tempat persembunyian si harimau jadi-jadian.

"Hey, penyelundup. Apa tujuanmu datang kemari?" Tanya Tuyul Hitam. Ia berkacak pinggang dengan pongah. Sungguh jenaka melihat Tuyul Hitam yang hanya menggunakan celana kolor putih kusam, membusungkan dada sebangga burung merak jantan.

Harimau jadi-jadian itu meraung penuh ancaman. Ia tak menampakkan keseluruhan dirinya, tapi hanya sepasang bola mata hijau yang melayang di udara setinggi dua meter. Sepasang bola mata itu berpendar seperti api hijau sehingga area tersebut terang benderang. Si Tuyul Hitam pun buta mendadak. Ia langsung berlari menghampiri majikan tersayangnya dan merengek minta dikasihani.

"Aduh, cahaya apa yang dipancarkan mata makhluk jahat itu? Tuan, mataku sakit sekali," keluh Tuyul Hitam. Kelopak matanya melepuh.

"Hebat juga kemampuan mistis harimau jadi-jadian itu. Ia akan sangat bermanfaat jika menjadi budakku," kata Pak Romi sembari mengerutkan kening. "Aku heran apa tujuannya memata-matai kita. Sungguh besar nyalinya. Ia tak tahu apa yang akan ia hadapi."

Pak Romi tertawa berderai hingga perutnya terguncang-guncang. Tuyul Hitam meringis, tapi ia memaksakan diri untuk ikut tertawa. Ia tak mengerti mengapa tuannya begitu riang walaupun diri Tuyul Hitam terkena celaka. Ia memejamkan mata dan meringkuk di sarangnya yang nyaman, yaitu punggung lebar majikannya. Dunia Pak Romi ialah dunia Tuyul Hitam. Kebahagiaan Pak Romi ialah kebahagiaan Si Tuyul Hitam juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun