Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jurnal Hantu, Bab 16 - Kunti Putih Bagian 4

18 September 2024   13:08 Diperbarui: 18 September 2024   13:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

Aku menoleh. Ternyata Nenek Dian yang menjerit.

Sejenak gadis itu terdiam. Tapi, ia tetap berusaha menggigitku. Maka, aku pun mengucapkan mantera pengusir hantu dalam hati.

Makhluk kegelapan kembalilah ke asalmu.

Aku membebaskanmu dari perjanjian terkutuk.

Mahkluk kegelapan terkurunglah kau di sini.

Abadilah dalam keheningan.

Kunti itu terbelalak menatapku. Ia tampak sangat murka. Tapi, mengapa tidak ada yang terjadi? Mengapa ia tidak terperangkap dalam Jurnal Hantu? Aku ingin menepok jidatku. Jurnal Hantu-nya ada di saku jaketku yang tergantung di belakang pintu kamarku.

"Laksmi, hentikan! Jangan kau siksa pemuda itu. Ia sahabat Ranko, cucuku. Ranko cucumu juga," kata Nenek Dian panik.

HIHIHI.

HIHIHI.

Sembari cekikikan tanpa henti, kunti itu mengguncang-guncangkan tubuhku. Kuku-kuku tangannya menggores wajahku. Ia berusaha meraih leherku dan hendak membengkokkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun