Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nyai, Cinta Pertamaku!

13 September 2024   21:11 Diperbarui: 14 September 2024   10:18 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

            Nyai menepuk jidatnya. Aki Nanang sudah hilang akal! Dengan cemas, ia melirik sang kekasih. Wajah Alang yang muda dan tampan semerah cabai di Ladang Haji Rusdi. Jika saja Alang itu semut nan imut, ia tentu sudah bersembunyi di lubang pasir.

            "NYAI TINGGALKAN DIA. KEMARILAH! MARI KITA RESMIKAN CINTA KITA DI KUA."

             "AKI MANTAP. KAMI MENDUKUNGMU," ujar Mang Sae, pedagang gorengan di sisi jalan sembari mengangkat sodetnya setinggi Puncak Everest. Tentu para pembeli gorengan yang sedang asyik mengantri langsung menutup hidung demi keselamatan jiwa. "Oh tidak, tahuku yang cantik," teriak Mang Sae histeris ketika menyadari seluruh gorengan tahunya segosong pantat kuali. 

            "HIDUP AKI NANANG," teriak serempak para pemuda berbaju koko putih yang baru saja pulang dari madrasah.

            "AKI, LANJUTKAN PERJUANGAN CINTAMU," jerit seorang gadis berambut kribo sembari memberikan isyarat cinta ala K-Drama dengan jemarinya.

            "AKI NANANG, AKI TERDEBEEEEEST..." teriak para ibu pengajian. Mereka pun melantunkan sholawatan untuk mendoakan keberhasilan cinta pertama sang kakek.

            Menyadari begitu banyak pendukung cintanya, wajah Aki Nanang yang berusia 70 tahun itu tampak segar dan berkurang 10 tahun dari usia sebenarnya. Indahnya hidup ini! Toanya dibiarkan menggelantung di pinggangnya. Ia pun membentangkan kedua tangannya ke luar jendela mobil dan menggangguk penuh sopan pada para pendukung cintanya. Aki Nanang sungguh merasa sebugar pemuda berusia 17 tahun. Apakah ini yang namanya kekuatan cinta?

            Berlainan dengan wajah Aki Nanang yang berseri bagaikan bulan purnama, wajah Alang semuram Planet Pluto. Tak adakah yang mengerti perasaannya? Cinta itu tak memandang usia. Apakah salah seorang Alang mencintai Nyai yang baik hati? Alang sangat menyukai perhatian Nyai. Setiap hari Nyai mengirimkan sarapan untuk Alang yang sedang menganggur. Siapa yang ingin menjadi pengangguran? Hidup itu harus realistis. Jika ada perempuan yang mencintainya dengan tulus, maka Alang pun tak segan menjalin hubungan walaupun terpaut usia cukup jauh. Saat ini Alang sungguh membenci dunia.

TENONET! TENONET!

            Aki Nanang langsung merogoh smartphone-nya. Ia pun menekan tombol loudspeaker. Maklum pendengarannya agak kurang jelas karena usia renta. "Assalamualaikum."

            "Walaikumsalam, Aki di mana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun